Rabu 22 Nov 2023 16:17 WIB

Israel: Hamas Harus Melepaskan 50 Sandera Selama Gencatan Senjata Empat Hari

Untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, jeda akan diperpanjang satu hari.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Yocheved Lifshitz (kiri) dan Nurit Cooper, yang disandera oleh Hamas, terlihat dalam kombinasi foto selebaran tak bertanggal ini.
Foto: Hostages and Missing Families Forum via AP
Yocheved Lifshitz (kiri) dan Nurit Cooper, yang disandera oleh Hamas, terlihat dalam kombinasi foto selebaran tak bertanggal ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Israel akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan 50 sandera di Gaza selama gencatan senjata. Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan perang selama empat hari mulai Kamis (23/11/2023).

Kabinet Israel mendukung perjanjian tersebut setelah pembicaraan yang dimediasi Qatar berlanjut hingga Rabu (22/11/2023) dini hari. Media Israel melaporkan perdebatan sengit antarmenteri di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Baca Juga

Pada akhirnya, hanya tiga dari 38 anggota kabinet yang memberikan suara menentang gencatan senjata yaitu Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan dua anggota partai politik sayap kanan lainnya.

Kantor perdana menteri mengatakan kesepakatan itu mengharuskan Hamas melepaskan sedikitnya 50 perempuan dan anak-anak selama gencatan senjata empat hari. Untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, jeda akan diperpanjang satu hari, katanya, tanpa menyebutkan pembebasan tahanan Palestina sebagai imbalannya.