REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala UPT Karantina Indonesia di Jawa Timur, Cicik Sri Sukarsih menyatakan, pihaknya telah memfasilitasi ekspor 57 ton tepung porang asal Probolinggo ke Cina. Cicik mengungkapkan, ini merupakan ekspor tepung porang perdana ke pasar Cina, setelah sempat terhenti akibat pemberlakuan food safety law pada 2020.
"Ini awal yang baik, dengan dibukanya kembali pasar Cina sebagai pembeli terbesar, porang kembali jadi primadona ekspor," ujarnya, Kamis (23/11/2023).
Cicik menjelaskan, setelah diberlakukannya food safety law, pihaknya bersama instansi terkait segera melakukan tindak lanjut. Yakni dengan melakukan aksi perbaikan sesuai protokol yang disepakati dengan penilaian kelayakan terhadap fasilitas ekspor tepung porang serta registrasi perusahaan atau eksportir.
Selain itu pendamping pemenuhan persyaratan teknis dan protokol ekspor juga diberikan, agar semakin banyak pelaku usaha yang bisa ekspor. Cicik menjelaskan, ekspor produk porang melalui Karantina Jawa Timur mulai 2020 hingga Oktober 2023 mencapai Rp 2,08 triliun.
"Ada beberapa negara tujuan ekspor, yaitu Thailand, Jepang, Malaysia, Myanmar, Taiwan, Vietnam, dan Amerika Serikat," ujarnya.
Secara teknis, protokol ekspor Cina mengatur tentang persyaratan administrasi dan sanitasi yang harus dipenuhi. Termasuk registrasi eksportir, sertifikat karantina, pengemasan, pelabelan, dan pengujian laboratorium. Protokol yang diterapkan membuka peluang komoditas ekpor tepung porang bisa masuk Cina melalui lebih dari satu pelabuhan.