Kamis 23 Nov 2023 16:04 WIB

Promosikan Warisan Dunia, 73 Delegasi dari Malaysia Diajak Ikuti Tur Sumbu Filosofi

Kegiatan ini sudah dirancang sejak 2019 silam, tapi baru bisa terealisasi sekarang.

Miniatur Sumbu Filosofi Yogyakarta yang berada di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Miniatur Sumbu Filosofi Yogyakarta yang berada di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 73 delegasi Malaysia dari berbagai bidang diajak menyusuri kawasan sumbu filosofi, Kota Yogyakarta, Kamis (23/11/23). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Tourism Village Forum digagas Kemenparekraf RI melalui Badan Pelaksana Otorita Borobdur (BPOB).

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Wisata BPOB Irfan Suharto mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan Terengganu KG Stay & Homestay Association of Malaysia dalam gelaran Tour Sumbu Filosofi ini.

Dijelaskannya, selain dari asosiasi pengusaha jasa akomodasi, delegasi Malaysia yang diboyongnya juga terdapat personel dewan perniagaan, dewan sejarah Malaysia-Indonesa, hingga komite sekolah.

"Ini kan momen bagus, karena 18 September kemarin sumbu filosofi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Sehingga, itu coba kami kenalkan pada 73 delegasi dari Malaysia ini," ungkap Irfan.

"Kami kenalkan, ini loh sumbu filosofi, yang bukan saja milik Yogyakarta dan Indonesia, tetapi sekarang sudah menjadi milik dunia," katanya menambahkan.

Ia berharap 73 delegasi dari Malaysia yang diboyong ke kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur bisa menjadi semacam influencer untuk turut mempromosikan potensi pariwisata di Jawa Tengah dan DIY.

Sehingga, lanjut Irfan, target kunjungan 2 juta wisatawan mancanegara yang telah dicanangkan oleh Kemenparekraf RI per tahun bisa terealisasi.

"Sepulangnya, kami berharap, mereka bisa mengisahkan kunjungan ini kepada instansi, asosiasi, sekolah, atau minimal keluarganya, supaya tertarik berkunjung ke Yogyakarta," katanya.

Sementara, Ketua Rombongan Delegasi Malaysia, Nd Azmi A Aziz, menuturkan kegiatan ini sejatinya sudah dirancang sejak 2019 silam, tapi baru bisa terealisasi pada akhir 2023 ini.

Menurut diaa, rombongan yang turut dalam perjalanan wisata selama 6 hari 5 malam tersebut, mendapatkan banyak pelajaran berharga dari Yogyakarta.

"Alhamdulillah, rombongan kami berpuas hati. Akan kami tawarkan kepada orang-orang, atau mitra-mitra kami di Terengganu untuk sambangi Yogya," ujarnya.

"Harapan kami, hubungan Malaysia dan Indonesa yang satu rumpun ini bisa terjalin semakin erat, lewat sektor pariwisata," kata Aziz. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement