REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melaporkan sepanjang 2023 ini terdata 605 kasus demam berdarah dengue (DBD). Empat warga dilaporkan meninggal dunia akibat infeksi virus yang disebarkan nyamuk Aedes aegypti itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cianjur Frida Laila Yahya meminta warga tetap waspada akan potensi penyebaran penyakit DBD, terlebih saat musim hujan. Sebagai upaya pencegahan, warga diminta menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Terlebih sudah masuknya musim hujan, berbagai upaya memberantas sarang nyamuk harus dilakukan di wilayah rawan terjadi kasus DBD. Sosialisasi terkait PSN terus ditingkatkan, melibatkan tenaga kesehatan dan kader posyandu,” kata Frida, saat dihubungi Jumat (24/11/2023).
Frida mengatakan, saat musim hujan bisa timbul genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk pembawa virus dengue. Karenanya, warga diimbau untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, tempat, ataupun barang-barang yang dapat menjadi sarang nyamuk.
“Setiap pekan kami menggencarkan kegiatan gotong-royong di setiap lingkungan dan perkampungan warga, terutama yang terdapat kasus DBD,” kata Frida.
Untuk wilayah yang ditemukan kasus DBD, Frida mengatakan, dapat dilakukan penanganan dengan pengasapan (fogging). Menurut dia, kasus DBD pada 2023 ini tersebar di sejumlah kecamatan, antara lain di wilayah Kecamatan Cianjur, Karangtengah, Cilaku, dan Ciranjang.
Frida mengimbau warga yang mengalami gejala seperti terkena DBD untuk segera diperiksakan di fasilitas kesehatan, agar dapat segera ditangani jika positif DBD. “Segera membawa anggota keluarga yang diduga terjangkit DBD ke puskesmas atau rumah sakit terdekat,” ujar dia.