Rabu 06 Mar 2024 15:37 WIB

Kasus Melonjak, Cianjur Tetapkan Status Waspada DBD

Kabupaten Cianjur catat 238 kasus DBD, enam di antaranya meninggal dunia.

Red: Nora Azizah
Jentik nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Jentik nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat (Jabar), menerapkan status kewaspadaan Demam Berdarah Dengue (DBD) seiring melonjaknya kasus yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu dalam satu bulan terakhir dimana ada 238 kasus dan enam di antaranya meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur Yusman Faisal di Cianjur, mengatakan, selama Februari 2024 terjadi lonjakan kasus DBD dibandingkan tahun sebelumnya, dimana tahun lalu hanya puluhan kasus dan dua orang meninggal akibat DBD.

"Seiring melonjaknya kasus tersebut, Pemkab Cianjur menerapkan status kewaspadaan DBD di sejumlah wilayah yang banyak ditemukan kasus, termasuk sosialisasi untuk menjaga kebersihan lingkungan lebih digencarkan," katanya, dikutip Rabu (6/3/2024).

Baca Juga

Berdasarkan data, lanjutnya, kasus DBD pada Februari 2024 mencapai 238 kasus yang sudah ditangani dan mendapat pelayanan kesehatan di RSUD Sayang Cianjur, namun enam orang diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, termasuk jumlah pasien meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakit, sehingga pelayanan kesehatan di sejumlah wilayah lebih ditingkatkan dan mengintensifkan imbauan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

"Tidak semua wilayah endemik dari 32 kecamatan, ada 4 kecamatan yang paling tinggi kasusnya seperti Kecamatan Cianjur, Cilaku, Karangtengah, dan Cipanas," katanya.