REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pembatik asal Bali I Wayan Bagus Pujana mengatakan ada proses menyelupkan batik pada lem usai pewarnaan selesai. Menurutnya, proses ini punya manfaat penting usai dicuci.
"Itu lengket, setelah diangkat dicuci di air panas. Nanti kalau dicuci kembali dia tidak akan luntur," kata dia saat ditemui di kawasan Keliki, Tegallalang, Gianyar, melalui perjalanan yang difasilitasi Airbnb, Sabtu (25/11/2023).
Di sisi lain, apabila berbicara tentang warna batik yang luntur, Wayan berpendapat, ini bisa juga dipengaruhi cara mencampur warna.
"Tergantung cara campur warnanya seperti apa. Kalau terlalu gelap tau terang saat mencampurnya mungkin akan luntur," tutur dia.
Lalu, demi menjaga warna batik tetap awet, Wayan merekomendasikan orang-orang untuk mencuci batik dengan tangan, tanpa harus menggunakan deterjen khusus.
Wayan mengajari para wisatawan dari dalam dan luar Indonesia membatik sejak beberapa tahun terakhir, fokus pada batik painting atau batik lukis. Ini artinya, kata dia, bukan mewarnai batik dengan mencelup melainkan melukisnya.
"Dilukis, bukan dicelup. Di sini kan kita menggunakan kuas. Tidak dicelup seperti di pabrik. Makanya kita namakan batik painting di sini. Kita ngebatik tapi kita melukis juga. Kita gunakan kuas. Kita gunakan air," jelas dia.
Berbicara kisaran harganya selembar kain batik dimulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 700 ribu, tergantung tingkat kesulitannya.
"Ada khusus yang mahal mahal itu untuk yang paling sulit. Ya detailnya itu seperti apa. Garisnya itu penting juga, cara pewarnaannya itu seperti apa," demikian kata Wayan yang mengatakan bisa menyelesaikan satu lembar kain batik selama sekitar satu jam itu.