Senin 27 Nov 2023 13:15 WIB

Pimpinan Partai Swedia Serukan Larangan Masjid Baru dan Menghancurkan yang Sudah Ada

Swedia menuding protes anti-Israel bersumber dari masjid.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Polisi menjaga masjid di Uppsala, Swedia.
Foto: EPA
Polisi menjaga masjid di Uppsala, Swedia.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Pemimpin partai sayap kanan di Swedia pada Sabtu (25/11/2023) mengusulkan larangan pembangunan masjid baru dan menyarankan penghancuran masjid yang sudah ada.

Pemimpin Partai Demokrat Swedia (SD) Jimmie Akesson mengatakan, dalam sebuah acara di kota tenggara Vasteras bahwa para migran seharusnya tidak memiliki hak untuk membangun masjid baru. Dia turut mendukung pemerintahan koalisi Perdana Menteri Ulf Kristersson di Swedia.

Baca Juga

“Dalam jangka panjang, kita harus mulai menyita dan menghancurkan masjid-masjid yang menjadi sumber propaganda anti-demokrasi, anti-Swedia, homofobik, dan antisemit,” kata Akesson dilansir dari laman Anadolu Agency pada Senin (27/11/2023).

Sementara Akesson merasa terganggu dengan protes anti-Israel dan dukungan media Swedia untuk Palestina. Dia mengatakan bahwa protes tersebut berasal dari masjid sehingga menunjukkan adanya pembongkaran. Ia juga meminta larangan pembangunan masjid baru.

Adapun Partai Demokrat Swedia berakar dari Nazi. Itu menjadi partai terbesar kedua di parlemen setelah pemilihan umum tahun lalu.

Pemimpin Partai Demokrat Swedia sayap kanan ini bergabung dengan partai tersebut pada 1990an. Dia membantu membentuk kelompok pemuda di kota kelahirannya, Solvesborg.

Pada 2002, ia menjadi pemimpin organisasi pemuda nasional Partai Demokrat Swedia. Kemudian mengambil alih kepemimpinan partai SD pada 2005, ketika dukungan pemilih terus meningkat sekitar satu persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement