REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tuan rumah konferensi iklim PBB ke-28 atau Conference of the Parties (COP28), Uni Emirat Arab, berencana untuk menggunakan perannya sebagai kesempatan untuk mencoba membuat kesepakatan-kesepakatan minyak dan gas dengan negara-negara lain. Hal ini merujuk pada laporan BBC yang dirilis Senin lalu.
BBC memperoleh bocoran dokumen pengarahan yang menunjukkan bahwa presiden COP28, Sultan al-Jaber, berencana untuk mendiskusikan kepentingan bisnis minyak dan gas dengan 15 negara dalam pertemuan-pertemuan dengan para pejabat asing menjelang konferensi iklim global pada tanggal 30 November. Al-Jaber sendiri merupakan CEO perusahaan minyak negara UEA, ADNOC, dan perusahaan energi terbarukan, Masdar.
Dokumen yang diperoleh BBC menunjukkan agenda yang telah dipersiapkan untuk pertemuan-pertemuan al-Jaber, serta informasi mengenai para pejabat yang akan diajak bicara. Dipersiapkan untuk lebih dari 15 negara, dokumen-dokumen tersebut mencakup poin-poin pembicaraan yang disusun oleh perusahaan minyak, Adnoc, dan perusahaan energi terbarukan, Masdar.
Salah satu pertemuan yang diungkap dalam dokumen adalah dengan Menteri Lingkungan Hidup Brazil, Marina Silva. Poin-poin pembicaraan yang diberikan kepada oleh ADNOC kepada al-Jaber mengatakan bahwa perusahaan tersebut telah mengidentifikasi Brazil sebagai perusahaan strategis untuk investasi, dan ereka sedang dalam tahap awal kesepakatan untuk mencoba mengakuisisi perusahaan petrokimia lain di sana.