Rabu 21 Feb 2024 21:56 WIB

UEA Desak Negara-Negara Dunia Lakukan Aksi Nyata Beralih dari Bahan Bakar Fosil

Negara-negara di dunia diimbau merealisasikan cara kurangi dampak perubahan iklim.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
UEA mendesak negara-negara untuk segera melakukan aksi nyata dan beralih dari bahan bakar fosil.
Foto: www.freepik.com
UEA mendesak negara-negara untuk segera melakukan aksi nyata dan beralih dari bahan bakar fosil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tuan rumah konferensi iklim PBB ke-28 atau COP28, Uni Emirat Arab, mendesak negara-negara untuk segera melakukan aksi nyata dan beralih dari bahan bakar fosil. Negosiasi yang intens pada Desember tahun 2023 menghasilkan dokumen Konsensus UEA COP28, yang berisi kesepakatan negara-negara untuk beralih dari bahan bakar fosil. Dokumen tersebut juga bertujuan untuk membatasi dampak terburuk dari perubahan iklim.

Dua bulan setelah berakhirnya COP28, presiden COP28 Sultan Al Jaber menyerukan kepada negara-negara para pihak untuk segera menyusun rencana dan merealisasikan komitmen tersebut.

Baca Juga

"Kita sekarang harus mengubah kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi tindakan dan hasil yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Al Jaber seperti dilansir Reuters, Rabu (21/2/2024).

Aljaber menegaskan bahwa negara-negara harus memperbarui dokumen Nationally Detemined Contribution (NDC) mereka untuk mengatasi perubahan iklim.

Perjanjian Paris 2015 yang menjadi tonggak penting, yang membuat negara-negara berkomitmen untuk mencoba membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, mengharuskan negara-negara untuk memperbarui NDC mereka setiap lima tahun.

Awal bulan ini, UEA mengatakan bahwa mereka akan membentuk "troika" dengan Azerbaijan dan Brasil, tuan rumah dari dua KTT iklim PBB berikutnya untuk mendorong negara-negara tersebut untuk menetapkan target pengurangan emisi yang ambisius sebelum tenggat waktu 2025.

"Setiap orang harus memiliki rencana, dan saat ini kita belum memiliki rencana. Pada akhirnya, tidak ada kepura-puraan dalam periode waktu berikutnya," ujar utusan iklim AS, John Kerry, dalam acara meja bundar IEA, yang mempertemukan para pemimpin iklim dan energi untuk mendiskusikan aksi-aksi setelah COP28.

Kerry, yang telah menjabat sebagai utusan iklim AS selama tiga tahun, mengumumkan rencana pada bulan Januari untuk mundur dari jabatannya pada musim semi ini. Namun pada Selasa Kerry mengatakan bahwa ia tidak akan pensiun dan akan tetap terlibat dalam bidang iklim.

Sementara itu, COP29 akan berlangsung di Baku, Azerbaijan, pada bulan November 2024.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement