Kamis 30 Nov 2023 15:08 WIB

Waspada Mycoplasma Pneumonia, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

Kasus pneumonia akibat infeksi bakteri mycoplasma belum terdeteksi di Indonesia.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
 Bakteri mycoplasma penyebab pneumonia (ilustrasi)
Foto: Shutterstock
Bakteri mycoplasma penyebab pneumonia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Penyakit mycoplasma pneumonia tengah mewabah di Cina. Meksipun belum ditemukan di Indonesia, penyakit ini tetap harus diantisipasi keberadaannya.

Untuk mewaspadai keberadaan penyakit mycoplasma pneumonia, Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, Susana Indahwati  pun mengungkapkan sejumlah gejalanya.

Menurut dia, gejala yang perlu diwaspadai adalah batuk kering berkepanjangan, demam persisten, dan rasa tidak enak. "Segera periksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan terdekat saat mengalami gejala tersebut," katanya saat dikonfirmasi Republika, Kamis (30/11/2023).

Di samping itu, Susana juga memaparkan, pencegahan penyakit menular dapat dilakukan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Namun khusus penyakit mycoplasma pneumonia, masyarakat perlu mendapatkan vaksinasi lengkap dan pcv, terutama pada balita.

Langkah ini diyakini mampu membantu mencegah penularan penyakit pada anak. Selain itu, masyarakat harus menggunakan masker saat sedang merasa sakit. "Serta liburkan anak dari sekolah saat anak sakit untuk mencegah penularan," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengungkapkan, kasus pneumonia akibat infeksi bakteri mycoplasma, seperti yang sedang mewabah di China, belum terdeteksi di Indonesia.

Meskipun begitu, berdasarkan data Kemenkes, memang ada peningkatan tren pneumonia secara umum di beberapa provinsi setelah pandemi Covid-19. Setelah pandemi selesai, masyarakat yang sakit sudah mulai datang lagi ke fasilitas kesehatan dengan gejala-gejala mirip Covid-19, seperti influenza dan segala macam.

"Trennya memang di semua provinsi terlihat ada peningkatan," ujar Imran dalam diskusi Kemenkes yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Imran menyatakan, Kemenkes telah melakukan pemantauan lanjutan influenza like illness (ILI). Pihaknya melakukan surveilans untuk kasus-kasus yang mempunyai gejala seperti influenza sebagai kelanjutan dari surveilans dari Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement