Jumat 01 Dec 2023 10:18 WIB

Kemenag Optimalkan Candi Prambanan Pusat Destinasi Wisata dan Ibadah Umat Hindu Dunia

Program digitalisasi Candi Prambanan urgent untuk segera diimplementasikan.

Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija
Foto: Dok Republika
Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) Kementerian Agama (Kemenag) memiliki tiga program prioritas yang tengah dijalankan. Ketiganya adalah, digitalisasi, Candi Prambanan, dan Pendidikan.

 

Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija memastikan, saat ini direktoratnya tengah mengimplementasikan program-program prioritas yang telah dicanangkan oleh Kementerian Agama.  “Ketiga program ini sudah on progress semua,” kata Duija, saat ditemui di Jakarta, Rabu 29 November 2023.

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas  (Gus Men) telah menetapkan legasi pada fungsi Ditjen Bimas Hindu berupa optimalisasi pemanfaatan Candi Prambanan sebagai pusat destinasi wisata dan pusat ibadah Umat Hindu Dunia. Selain itu, peningkatan kualitas Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKH), dan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Untuk itu, ragam program dan gebrakan pun dibuat Ditjen Bimas Hindu untuk mencapai itu.

Ditjen Bimas Hindu pun memprioritaskan terkait program digitalisasi, Candi Prambanan, dan Pendidikan yang dianggapnya urgent untuk segera diimplementasikan. Bahkan, ketiga program tersebut sudah berjalan sesuai harapan.

Untuk digitalisasi, sebelumnya Ditjen Bimas Hindu memiliki beberapa aplikasi yaitu e-Pasraman, Sindu (Sistem Informasi Hindu), Wedangga (Weda dalam Genggaman Anda), dan Digital Arsip.

Berdasarkan arahan Gus Men, masing-masing aplikasi itu digabung menjadi satu yakni Pusaka Super Apps. “Jadi tinggal klik di aplikasi Pusaka, nanti kelihatan masing-masing direktorat ada di sana,” ucap Guru Besar Antropologi Budaya pada Pascasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar tersebut.

Namun, Duija mengaku masih belum puas dengan data dari aplikasi tersebut, terutama dari direktoratnya. Pasalnya, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di daerah membuat input data terkait tempat ibadah belum akurat.

Menurutnya terdapat sekitar 29 ribu lebih tempat ibadah umat Hindu, namun baru sekitar 10 ribu yang terdeteksi dan terdaftar. “Kita masih punya pekerjaan rumah yang berat, karena dari jumlah 29 ribu lebih, baru 30 persen yang terdata.” terangnya.

Ditjen Bimas Hindu juga sudah melaksanakan transformasi digital dibidang pelayanan. Di antaranya digitalisasi layanan pengajuan Tirta Yatra di Candi Prambanan, digitalisasi kitab suci Sarascamuscaya di Wedangga, digitalisasi seluruh layanan pengajuan tanda daftar dan perizinan, serta digitalisasi layanan pengajuan bantuan.

“Mudah-mudahan di tahun 2024, kami sudah punya studio di kantor. Nanti, setiap ada moment- moment tertentu kita bisa mengundang para tokoh untuk podcast di sana,” tambah lelaki kelahiran Bangli, tahun 1967 ini.

Sementara itu, terkait Candi Prambanan, pihaknya sempat mendapat kendala. Meskipun  Memorandum of Understanding (MOU) Pemanfaatan Candi Prambanan dan Candi Borobudur untuk Kepentingan Agama Umat Hindu dan Buddha Indonesia dan Dunia sudah berlangsung pada Februari 2022.

Namun, Umat Hindu belum bisa langsung menggunakan hingga mendapatkan panduan atau standard operational procedure (SOP) pemanfaatan Candi Prambanan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Setelah saya dilantik September tahun 2022, Saya langsung berkomunikasi menemui Dirjen Kebudayaan, di bulan Oktober SOP-nya pun sudah berjalan,” katanya.

Pemanfaatan Candi Prambanan untuk ritual keagamaan pun kini kerap digelar. Seperti peringatan hari raya Siwa Ratri, Ritual Upacara Gema Santi Puja 1008 Genta dan Tumpeng, dan masih banyak lagi.

“Data terkini yang disampaikan teman-teman dari Dinas Hindu Jogjakarta sudah ada 22.700 kunjungan untuk ibadah Umat Hindu di Candi Prambanan.”

Gus Men menetapkan legasi kepada fungsi Ditjen Bimas Hindu berupa optimalisasi Pemanfaatan Candi Prambanan sebagai Pusat Destinasi Wisata dan Pusat Ibadah Umat Hindu Dunia.

“Itu adalah legacy yang luar biasa bagi umat Hindu karena sekian lama Candi Prambanan berdiri, selama ini belum bisa digunakan untuk kegiatan peribadatan Umat Hindu.” Dia pun menambahkan, “Candi Prambanan, kebermanfaataannya untuk masyarakat Hindu dan Jawa itu sangat luar biasa,” katanya.

Di sektor Pendidikan, Dirjen Duija pun merasa bersyukur. Banyak pencapaian yang diraih dan diimpelementasikan di saat dirinya memimpin. Untuk Pendidikan tinggi capaian utama terkait SDM. Di tahun 2023 ini sebanyak 16 Guru Besar berhasil dikukuhkan.

“Dari sisi SDM, kami di Hindu cukup bagus. Dalam setahun terakhir ini, karena progressnya Kemenag memberikan ruang lebih luas untuk teman-teman di Hindu untuk meningkatkan kualitas dan kompetensinya. Makanya banyak usulan ke lektor kepala dan guru besar,” kata Duija.

Selain itu, kesempatan beasiswa bagi umat Hindu juga baru diperoleh di saat Duija memimpin Bimas Hindu. “Kami baru saja diberikan kesempatan untuk memberikan beasiswa LPDP kerjasama dengan pengelola LPDP di Kementerian Keuangan. Ada dalam satu wadah yang disebut Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB).”

Terdapat enam dosen beragama Hindu yang berhasil meraih beasiswa ini. Empat orang mendapatkan beasiswa di luar negeri, dan dua orang di dalam negeri. “Jadi selama ini belum pernah ada. Artinya negara sudah hadir memberikan solusi kepada teman-teman yang dalam tanda kutip ingin melanjutkan tetapi keterbatasan dalam pembiayaan. Syukur kita sudah bisa masuk di sana.”

Duija juga menuturkan terdapat juga pembiayaan LPDP untuk Pendidikan profesi guru sejak 2022 hingga saat ini. “Kemarin kita dapat 87 orang dibiayai negara, tahun ini dapat 40 orang untuk guru yang sedang melakukan profesi guru.”

Untuk Pendidikan tinggi, lanjut Duija, proses penegerian Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) Klaten Jawa Tengah tinggal menunggu rekomendasi yang diminta oleh Ditjen Anggaran. “Mudah-mudahan tahun ini selesai sehingga adaperguruan tinggi Hindu di Jawa.”

Sementara Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja sedang menunggu peningkatan status menjadi Institut Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja. Sedangkan Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP) Palangka Raya sedang diproses menjadi Universitas Negeri Tampung Penyang Palangka Raya.

“Kalau ini sudah selesai inilah legacy moment yang diberikan Presiden Joko Widodo melalui Menag Gus Men bahwa Hindu memiliki perguruan tinggi yang sejajar dengan universitas, itu tentu adalah harapan yang telah lama ditunggu-tunggu oleh Umat Hindu di Indonesia,” kata Duija.

Bimas Hindu juga sedang menyiapkan Generasi Emas melalui penyelenggaraan Pendidikan (pasraman) sekolah formal yang disebut Widyalaya dari mulai TK, SD, SMP, SMA/SMK. “Seperti madrasah,” ucapnya.

Menurutnya, poin-poin tersebut menjadi sangat mendesak, bahkan urgent, karena begitu lama Umat Hindu menanti lembaga pendidikan yang sebenernya merupakan program prioritas Kemenag. Perluasan, kemerataan akses Pendidikan, dan kualitas, kata Duija, harus ditangkap untuk diimplementasikan.

“Karena itu gagasan-gagasan cerdas seorang Gus Men itu kami coba implementasikan dan Beliau sangat respon sekali. Umat Hindu menyampaikan terimakasih kepada Gus Men karena memberikan tuntunan, semangat, dan peluang untuk bisa ikut bersama berkontribusi membangun bangsa ini.”

Direktur Jenderal Bimas Hindu I Nengah Duija menyadari terdapat sejumlah tantangan...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement