REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Contoh luar biasa tentang bagaimana seseorang yang berlatar belakang rendah seperti budak diangkat dengan derajat tinggi di antara orang-orang beriman yang lebih terkemuka secara sosial.
Begitulah indahnya Islam yang tidak memandang garis keturunan atau warna kulitmu, tapi ilmu dan ketakwaanmu.
Hasan al-Basri dilahirkan pada masa Kekhalifahan Umar bin Khattab, ketika Islam mencapai puncaknya di bumi. Mari kita lihat sekilas kepribadian tabiin terkemuka ini, seorang perawi hadis Nabi SAW yang produktif, Hasan al-Basri.
Dilansir di About Islam, ada hikmah mengenai kepribadian yang dapat dilihat dari sosok Hasan al-Basri, di antaranya:
Pertama, penampilan
Memiliki paras yang tampan , ia menyempurnakannya dengan selalu menjaga cara berpakaian yang rapi dan pantas. Meskipun kita tahu pepatah: “Jangan menilai buku dari sampulnya”, kita cenderung melakukan hal itu. Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ “Allah itu Indah, Dia menyukai keindahan.” (Muslim)
Kedua, santai dan toleran terhadap sudut pandang orang lain.
Saat kita berada pada tahap awal mencari ilmu, di situlah kita cenderung keras kepala dan fanatik. Setiap kali kita menemukan seseorang mempunyai pandangan yang berbeda dengan syekh atau guru kita, kita cenderung mengejek pandangan itu, jika bukan dengan kata-kata kita, maka dengan hati kita.
Namun, mereka yang tingkat ilmunya lebih tinggi, sikapnya berbeda sama sekali. Pengetahuan itu ibarat buah dari sebuah pohon, semakin banyak buah pada satu dahan, maka semakin rendah pula buahnya.
Baca juga: Mengapa Allah SWT Mengutuk Kaum Yahudi Menjadi Kera? Ini Tafsir Surat Al-Baqarah 65
Itulah sebabnya kita tidak pernah menemukan Imam Syafii mengolok-olok kedudukan Imam Abu Hanifah, meskipun kita mendapati orang-orang yang mengikuti Mazhab Syafii mengejek orang-orang yang mengikuti Mazhab Hanafi, dan sebaliknya.
Demikian pula al-Hasan al-Basri akan mempertimbangkan pendapat orang lain, meskipun dia berbeda pendapat. Ini adalah salah satu keutamaan keilmuan terpenting yang perlu kita terapkan.
Ketiga, kebijaksanaan
Banyak sekali kutipan bijak riwayat al-Hasan al-Basri yang merupakan mutiara hikmah yang dianugerahkan Allah SWT. Padahal, ilmu itu sendiri tidak lengkap, bahkan terkadang berbahaya, tanpa diiringi hikmah.
Itu sebabnya kita...