Jumat 01 Dec 2023 19:56 WIB

Vannuchi Berharap Bawa Pulang Trofi Piala Dunia U-17 2023 ke Prancis

Vannuchi memastikan telah mengantongi cara untuk mengatasi keunggulan Jerman.

Sejumlah pesepak bola Timnas Prancis mengikuti latihan jelang pertandingan final Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/11/2023). Timnas Prancis akan bertanding melawan Timnas Jerman pada pertandingan final Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan Solo pada Sabtu (2/12/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Sejumlah pesepak bola Timnas Prancis mengikuti latihan jelang pertandingan final Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/11/2023). Timnas Prancis akan bertanding melawan Timnas Jerman pada pertandingan final Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan Solo pada Sabtu (2/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih timnas Prancis U-17 Jean-Luc Vannuchi bertekad membawa pulang trofi Piala Dunia U-17 2023 pada partai final melawan Jerman U-17 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (2/12/2023) pukul 19.00 WIB. Dengan catatan timnya yang baru kebobolan satu gol selama Piala Dunia U-17 2023, Vannuchi cukup optimistis meski Jerman menurutnya bukan tim sembarangan.

“Kami menghormati satu sama lain, kami sudah mengetahui kekuatan satu sama lain. Ini akan menjadi laga yang ketat karena kedua tim sudah tahu gaya permainan masing-masing. Kami akan berusaha untuk membawa trofi ini pulang ke negara kami,” kata Vannuchi dalam sesi konferensi pers jelang pertandingan, Jumat (1/12/2023), melalui keterangan resmi.

Baca Juga

Pertemuan Prancis dan Jerman di kelompok U-17 pada laga final merupakan pertemuan kedua pada tahun ini. Pertemuan pertama pada laga final tahun ini terjadi pada ajang Euro U-17 2023. Kala itu Les Bleus takluk dari Jerman melalui adu penalti dengan skor 4-5 setelah bermain imbang 0-0 pada waktu normal.

Tak ingin membebani anak-anak asuhnya, juru taktik berusia 53 tahun itu menegaskan, timnya hanya menganggap duel kali ini seperti laga-laga sebelumnya agar anak-anak asuhnya dapat tampil lepas tanpa tekanan.

“Tentu saja ini sebuah tingkat terakhir bagi kedua tim di kejuaraan ini, tapi bukan berarti bahwa pertandingan ini lebih penting dari laga lain. Kami menganggap laga ini akan jadi pertandingan yang biasa saja,” jelas Vannuchi.

Pada kesempatan yang sama, Vannuchi juga memastikan bahwa telah mengantongi cara untuk mengatasi keunggulan Paris Brunner dan kawan-kawan. Ia pun berharap, instruksi yang telah diberikan bisa dieksekusi dengan baik oleh para pemainnya di lapangan untuk menjadi tim yang keluar sebagai pemenang.

“Kami selalu punya rencana dan tentu saja ini bergantung dengan lawan yang akan kami hadapi. Kami ada sesi khusus untuk menyerang dan bertahan. Kami sudah melakukannya dengan materi beberapa video,” ujar Vannuchi menjelaskan. “Kami tahu apa yang harus kami lakukan melawan Jerman. Kami akan menyelesaikannya hari ini. Kami akan memberikan ide dan pikiran kami kepada pemain. Hal inilah yang sudah berlangsung selama tiga tahun ini.”

Sementara itu, dari sisi pemain, Mohamed-Amine Bouchenna, mengharapkan timnya mendapatkan banyak dukungan dari penonton di Stadion Manahan pada partai final nanti untuk membuat negaranya merengkuh trofi dua tahunan itu untuk kedua kalinya setelah yang pertama pada edisi 2001.

“Ya tentu saja ketika ada banyak orang yang menonton di negara Anda, kami akan sangat senang. Di media sosial, kami juga mendapatkan banyak dukungan,” ujar Bouchenna. “Penting sekali bisa melihat orang-orang mendukung kami, mengirimkan kami pesan, dan tentu saja dukungan dari klub saya Clermont Foot. Yang jelas, kami berharap besok ada banyak orang yang datang untuk mendukung kami.”

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement