Senin 04 Dec 2023 15:22 WIB

Firli Tersangka Belum Ditahan, Kapolri: Penyidik Punya Alasan Subjektif

Sudah berstatus tersangka pemerasan eks mentan SYL, Firli masih dibiarkan bebas.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Ketua KPK nonaktif Komjen (Purn) Firli Bahuri.
Foto: Antara/Reno Esnir
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Ketua KPK nonaktif Komjen (Purn) Firli Bahuri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menanggapi singkat perihal Ketua KPK nonaktif Komjen (Purn) Firli Bahuri yang tak kunjung ditahan oleh Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri. Listyo memandang penyidik punya alasan tersendiri untuk membiarkan Firli tetap menghirup udara bebas.

Firli tercatat sudah dijadikan tersangka dalam kasus pemerasan terhadap mantan menteri pertanian (mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL). Listyo berkelit tetap ada prosedur hukum yang mesti dihargai dalam perkara yang menjerat Firli. Hal itu termasuk soal penahanan yang belum dilakukan terhadap Firli.

"Ya ikuti saja prosedurnya, tentunya penyidik mempunyai alasan-alasan subjektif," kata Listyo saat menghadiri kegiatan di gedung KPK, Jakarta Selatan, pada Senin (4/12/2023).

Listyo menyinyalkan tak mempermasalahkan Firli dibiarkan tidak ditahan. Dia lebih mengutamakan agar kasus itu segera rampung dengan melalui prosedur hukum sebagaimana berlaku.

"Sepanjang itu masih dimaknai bisa ditoleransi oleh penyidik saya kira semuanya tetap berproses dan saya yang penting bagaimana kasus ini dituntaskan," ujar mantan kepala Bareskrim Polri tersebut.

Firli telah menjalani pemeriksaan perdana dengan status tersangka pada Jumat (1/12/2023) lalu. Firli diperiksa penyidik gabungan selama 10 jam di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.

Pemeriksaan tersebut merupakan yang perdana dengan status tersangka. Sebelumnya, Firli telah dua kali menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus pemerasan terhadap politikus Nasdem SYL. Pemeriksaan pertama dilakukan pada 24 Oktober 2023 dan pemeriksaan kedua pada Kamis (16/11/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement