Senin 04 Dec 2023 17:10 WIB

Erupsi Gunung Anak Krakatau Lima Kali, Kolom Abu Capai 2 Km

letusan Gunung Anak Krakatau sudah sering kali terjadi.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Tangkapan CCTV Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi lima kali pada Senin (4/12/2023).
Foto: Dok.Magma Indonesia
Tangkapan CCTV Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi lima kali pada Senin (4/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda berbatasan Lampung dan Banten mengalami erupsi (letusan) sebanyak lima kali pada Senin (4/12/2023). Dari tinggi kolom abu vulkanis mencapai dua kilometer dari puncak gunung.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Magma Indonesia, Senin (4/12/2023), GAK mengalami erupsi terakhir tercatat pukul 12.41 dengan tinggi kolom abul teramati sekira 2.000 meter di atas puncak gunung atau sekira 2.157 meter di atas permukaan laut (mdpl). 

Baca Juga

Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Andi Suardi, kolom abu vulkanis setinggi 2.000 meter tersebut teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah tenggara. 

Dia mengatakan, erupsi GAK pada sepanjang hari Senin ini terekam di alat seismograf dengan amplitudo maksimum 71 mm dan durasi 110 detik. “Masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki, dan nelayan tidak boleh  mendekati atau beraktivitas sekitar GAK dalam radius lima  kilometer dari dari kawah aktif,” kata Andi Suardi, Senin (4/12/2023). 

Data Magma Indonesia mencatat, erupsi GAK mulai terjadi Senin pukul pukul 02.21 dengan tinggi kolom abu teramati sekira 500 m di atas puncak atau sekira 657 mdpl. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 35 detik. 

Terjadi erupsi lagi pada pukul pukul 02.42  dengan tinggi kolom abu teramati sekira 1.000 m di atas puncak gunung atau sekira 1.157 mdpl. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 136 detik. 

Erupsi berlanjut pukul 06.23 dengan tinggi kolom abu teramati sekira  1.000 m di atas puncak gunung atau sekira 1.157 mdpl. Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 68 detik. 

Berlanjut lagi erupsi terjadi pukul 9.56 dengan tinggi kolom abu teramati sekira 1,5 km di atas puncak GAK atau sekira  1.657 mdpl. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 43 detik. Erupsi terakhir Senin pada pukul 12.41 dengan tinggi kolom abu 2 km. 

Meski GAK terjadi erupsi sepekan terakhir, namun nelayan sekitar GAK seperti di Pulau Sebesi, pulau terdekat dengan Gunung Krakatau yang meletus pada 27 Agustus 1883 tersebut masih melaut mencari ikan di perairan Selat Sunda. 

“Kami sudah terbiasa melaut, jadi tidak mengapa (ada letusan GAK),” kata Yusuf, warga Pulau Sebesi. 

Menurut dia, letusan GAK sudah sering kali terjadi dan terdengar penduduk di kawasan Pulau Sebesi. Bahkan, percikan lava pijar berwarna merah dapat dilihat warga hampir setiap malam. Sedangkan siang harinya, warga dapat melihat kabut asap mengepul di langit.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement