Senin 04 Dec 2023 17:08 WIB

Gus Baha Bungkam Ditanya Soal Dukungan Sang Kakak ke Amin

Gus Baha bungkam saat ditanya soal dukungan sang kakak kepada Anies-Muhaimin.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bilal Ramadhan
Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim. Gus Baha bungkam saat ditanya soal dukungan sang kakak kepada Anies-Muhaimin.
Foto: Youtube
Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim. Gus Baha bungkam saat ditanya soal dukungan sang kakak kepada Anies-Muhaimin.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penceramah KH Ahmad Baha'uddin (Gus Baha) enggan berkomentar soal kakaknya, Nasirul Mahasin, yang ditunjuk sebagai salah satu co-captain pasangan Anies Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin). Dirinya hanya tersenyum dan melambaikan tangan saat ditanya wartawan ihwal kabar tersebut.

Gus Baha menjadi salah satu penceramah di pengajian yang digelar di Universitas Islam Indonesia. Berdasarkan pantauan Republika, setelah acara selesai, Gus Baha keluar dengan pengawalan ketat oleh sejumlah mahasiswa yang mengenakan jaket almamater UII dan satuan pengamanan kampus.

Baca Juga

Rektor UII Fathul Wahid juga terlihat ikut mengawal Gus Baha hingga masuk mobil. Sejumlah mahasiswa yang sejak lama menunggu Gus Baha ikut berdesak-desakan.

Sebelumnya, pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar telah mengumumkan tim pemenangannya. Struktur tim pemenangan itu terdiri atas seorang kapten (captain) dan 13 co-captain, satu sekretaris jendral, satu bendahara umum, dan satu ketua tim hukum nasional.

Salah satu co-captain yang ditunjuk Anies yakni kakak dari Gus Baha, Nasirul Mahasin (Gus Mahasin). Gus Mahasin merupakan pengasuh Popes Tahfidzul Quran, Rembang.

Gus Mahasin juga merupakan mantan Wakil Bupati Rembang (2000-2005). Gus Mahasin disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang ikut mempertemukan Anies dengan kiai di Jawai Tengah dan Jawa Timur.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement