REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Salah satu hal yang menyebabkan hancurnya tatanan kehidupan umat manusia adalah ketika individu-individu di dalamnya tidak memiliki prinsip hidup yang benar dan dipegang kuat.
Mereka mudah terombang-ambing. Ketika ada orang bilang A, mereka pun ikut bilang A. Ketika ada orang bicara B, mereka pun ikut bicara B.
Di antara prinsip yang benar dan harus dipegang kuat-kuat adalah melakukan kebaikan, meskipun teman-temannya, orang-orang dekatnya, keluarganya, tokoh-tokoh masyarakatnya, bahkan para pemimpinnya melakukan kezaliman atau perbuatan buruk.
Inilah karakter orang Mukmin yang yakin bahwa titah Allah SWT adalah agar dirinya berbuat baik, bukan berbuat buruk, karena mustahil Allah SWT memerintahkan berbuat buruk.
Sayangnya, tidak sedikit manusia, dengan berbagai dalih dan alasan, kerap kali hanyut terbawa arus yang menjurus pada keburukan. Apalagi, saat ini, keburukan itu tampak secara kasat mata karena sengaja dikemas untuk menipu manusia.
Manusia digiring untuk mengatakan baik pada sesuatu yang dilakukan oleh orang banyak. Padahal, banyaknya jumlah orang yang melakukan sesuatu bukanlah ukuran bahwa perbuatan itu baik.
Nabi Muhammad SAW pernah berpesan kepada segenap orang Mukmin untuk tidak terombang-ambing mengikuti apa kata dan apa laku orang secara membabi buta.
Beliau memerintahkan orang Mukmin untuk selektif; apakah perbuatan itu baik atau buruk. Jika baik, ia diperintahkan untuk melakukannya dan jika buruk, ia diperintahkan untuk tidak melakukannya, walaupun banyak orang yang melakukannya.
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَكُونُوا إِمَّعَةً تَقُولُونَ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُححْسِنُوا وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَا تَظْلِمُوا
Dari Hudzaifah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ''Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan dengan mengatakan, 'Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim, kami pun akan berbuat zalim'. Tetapi, teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, 'Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan, kami tidak akan melakukannya'.'' (HR Tirmidzi).
Baca juga: Heboh Wolbachia, Ini Tafsir dan Rahasia Nyamuk yang Diabadikan Alquran Surat Al-Baqarah
Baik dan buruk tetaplah tidak sama, meskipun keburukan itu memukau manusia. Demikian yang Allah SWT tegaskan dalam Alquran:
قُلْ لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
''Katakanlah (wahai Muhammad), 'Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Maka, bertakwalah kepada Allah, hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan'.'' (QS Al-Maidah ayat 100).
Prinsip untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk akan menyelamatkan manusia dari keterombang-ambingan hidup yang menawarkan kemilau kenikmatan. Namun, sesungguhnya menjerumuskan manusia pada keburukan yang pada akhirnya akan menghancurkan manusia lahir dan batin, dunia dan akhirat. Wallahu a'lam.