Penyederhanaan materi itu menjadi prinsip utama dalam merancang Kurikulum Merdeka, yakni mengurangi materi wajib di berbagai mata pelajaran agar guru mempunyai waktu lebih untuk menggunakan pembelajaran yang mendalam, interaktif, dan berbasis projek. Kurikulum Merdeka mendukung guru melakukan asesmen diagnostik dan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan tiap murid.
"Buku-buku teks Kurikulum Merdeka juga memuat lebih banyak aktivitas yang dirancang mengasah daya nalar, sehingga pembelajaran tidak lagi berorientasi pada penyampaian materi tapi mengasah kompetensi dan karakter murid," katanya.
Indonesia mengikuti PISA sejak pertama kali diselenggarakan pada 2000, sehingga memberi kesempatan untuk memantau kualitas pendidikannya dari waktu ke waktu dan membandingkannya dengan negara lain. PISA diselenggarakan setiap tiga tahun oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk mengukur literasi membaca, matematika, dan sains pada murid berusia 15 tahun.
Pada 2022, PISA diikuti oleh 81 negara. Peserta terdiri atas 37 negara OECD dan 44 negara mitra.