REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI- Wakapolda Sumatra Barat, Brigjen Pol Edi Mardianto, mengatakan pihaknya menurunkan tim untuk memberikan trauma healing terhadap korban selamat dan juga keluarganya. Edi menyebut trauma healing diberikan untuk mengantisipasi dampak psikologis yang mungkin dialami para korban dan keluarganya.
"Sejak erupsi kita telah mengerahkan tim, yang terdiri dari tim medis dan personel lainnya untuk melakukan evakuasi. Untuk trauma healing kita kerahkan bagian psikologi ro SDM Polda Sumbar yang telah melakukan sesi trauma healing di beberapa lokasi kepada korban beserta keluarganya," kata Edi Mardianto, Selasa (5/12/2023).
Edi mengatakan, tim trauma healing yang diturunkan ini terdiri dari psikologi dan konselor yang telah terlatih untuk menangani kasus trauma pasca bencana. Mereka memberikan bimbingan dan dukungan emosional kepada korban.
Trauma healing diberikan untuk membantu mereka untuk mengatasi rasa takut, kecemasan, dan stress yang dapat muncul setelah mengalami peristiwa traumatis seperti erupsi Gunung Marapi."Penting memberikan dukungan psikologis kepada korban dan keluarganya terkait dampak emosional dan psikologis yang mungkin mereka rasakan," ujar Edi.
Edi menyebut tim gabungan telah mengevakuasi sebanyak 52 orang pendaki pasca erupsi Ahad (3/12/2023) lalu. Total korban meninggal sampai hari ini tercatat sebanyak 22 orang.
Edi menyebut tim gabungan mendapatkan kendala untuk mengevakuasi para korban yang masih berada di sekitar Cadas atau beberapa meter dari lubang kawah."Kendala medan yang berat dan erupsi Marapi masih terus menyembuhkan badai debu menyulitkan tim SAR gabungan untuk mengevakuasi secara cepat," ujar Edi.