Rabu 06 Dec 2023 18:45 WIB

Rusia Sudah Belasan Kali Pasok Bantuan ke Palestina

Rusia belasan kali memasok bantuan kemanusiaan yang totalnya mencapai 288 metrik ton

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Sejak pecahnya pertempuran di Gaza, Moskow sudah belasan kali memasok bantuan kemanusiaan untuk penduduk Palestina di sana dengan total 288 metrik ton.
Foto: AP/Fatimah Shbair
Sejak pecahnya pertempuran di Gaza, Moskow sudah belasan kali memasok bantuan kemanusiaan untuk penduduk Palestina di sana dengan total 288 metrik ton.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia akan kembali mengirimkan 27,5 metrik ton bantuan kemanusian ke Jalur Gaza. Sejak pecahnya pertempuran di Gaza, Moskow sudah belasan kali memasok bantuan kemanusiaan untuk penduduk Palestina di sana dengan total 288 metrik ton. 

Kementerian Darurat Rusia mengungkapkan, bantuan terbaru untuk warga Gaza diangkut menggunakan pesawat Il-76 dan diterbangkan menuju Bandara El-Arish, Mesir. Kargo tersebut meliputi matras, selimut, perlengkapan kebersihan diri, dan produk makanan, termasuk makanan bayi, dengan berat kotor 27,5 ton,” kata Kementerian Darurat Rusia dalam sebuah pernyataan, Rabu (6/12/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Kementerian tersebut menambahkan bahwa bantuan kemanusiaan terbaru untuk penduduk Gaza dikumpulkan atas inisiatif pemerintah Republik Ingushetia di wilayah Kaukasus Utara Rusia. “Bantuan kemanusiaan Rusia akan dikirim ke Republik Arab Mesir dan akan diserahkan kepada perwakilan masyarakat Bulan Sabit Merah Mesir, yang kemudian akan mentransfernya ke Jalur Gaza,” ungkapnya. 

Sejak pecahnya perang di Gaza, Kementerian Darurat Rusia sudah 12 kali menerbangkan bantuan kemanusiaan ke kota El-Arish, Mesir. Total bantuan yang telah dikirimkan mencapai 288 metrik ton, terdiri dari obat-obatan, pakaian, dan kebutuhan esensial lainnya.

Rusia adalah salah satu negara yang mendukung solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Menurutnya, solusi dua negara merupakan jalan keluar untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung lebih dari tujuh dekade tersebut. 

Saat ini Israel mulai mengalihkan pertempurannya di Gaza ke wilayah selatan. Sebelumnya konfrontasi antara pasukan Israel dan Hamas berlangsung di utara Gaza. Ketika peperangan berlangsung di utara, lebih dari 1 juta penduduk Gaza mengungsi ke selatan. Saat ini para penduduk tersebut tak memiliki ruang untuk menghindari pertempuran.

Terkait diintensifkannya serangan ke wilayah selatan, militer Israel telah membantah anggapan yang menyebut mereka berupaya mengusir penduduk Palestina keluar dari Jalur Gaza. “Kami tidak mencoba untuk menggusur siapa pun, kami tidak mencoba untuk memindahkan siapa pun dari mana pun secara permanen,” ujar Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jonathan Conricus, Senin (4/12/2023) lalu.

“Kami telah meminta warga sipil untuk mengevakuasi diri dari medan perang dan kami telah menyediakan zona kemanusiaan yang ditunjuk di dalam Jalur Gaza,” tambah Conricus merujuk pada wilayah pesisir kecil bernama Al-Mawasi.

Dia mengakui adanya keterbatasan ruang dan akses. “Itulah mengapa sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan dukungan dari organisasi kemanusiaan internasional untuk membantu infrastruktur di wilayah Al-Mawasi,” ujar Conricus.

Sejauh ini jumlah warga Gaza yang telah terbunuh akibat agresi Israel telah mencapai sedikitnya 15.900 jiwa, lebih dari 10 ribu di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 41 ribu orang. Angka itu dihitung sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement