Sabtu 09 Dec 2023 06:53 WIB

75 Jurnalis Dibunuh Israel

Dunia internasional perlu melindungi jurnalis yang bekerja di zona perang.

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Setidaknya 75 jurnalis dan pekerja media Palestina telah gugur akibat pengeboman Israel di Gaza selama dua bulan terakhir.
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Setidaknya 75 jurnalis dan pekerja media Palestina telah gugur akibat pengeboman Israel di Gaza selama dua bulan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Setidaknya 75 jurnalis dan pekerja media Palestina telah gugur akibat pengeboman Israel di Gaza selama dua bulan terakhir. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Sindikat Jurnalis Palestina pada Kamis (7/12/2023).

Dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (8/12/2023), dalam sebuah pernyataan, sindikat menegaskan bahwa, dengan menargetkan jurnalis, Israel berusaha untuk mengaburkan kebenaran tentang kejahatan, pembantaian, pembersihan etnis dan genosida yang dilakukan pasukannya terhadap orang-orang Palestina yang tidak bersalah, properti mereka, rumah sakit, sekolah, gereja dan masjid.

Baca Juga

Sindikat mendesak komunitas internasional untuk segera campur tangan, untuk melindungi jurnalis yang bekerja di zona perang.

Jurnalis Inggris, Piers Moragon juga menjelaskan pembunuhan warga Palestina yang meliput serangan Israel di Gaza, mengatakan November adalah bulan paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah. Menurut Komite untuk Melindungi Jurnalis (CJP), 68 pekerja media turut menjadi korban meninggal di seluruh dunia pada tahun 2022.

Dilansir dari Anadolu Agency, Jurnalis yang tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza diperingati pada Kamis (7/12/2023) dalam sebuah demonstrasi di ibu kota Swedia. Sebuah kelompok berkumpul di Sergels Torg Square setelah permintaan LSM dan menempatkan foto-foto jurnalis yang terbunuh.

Sebuah video yang menampilkan karya jurnalis yang terbunuh dan terluka di masa-masa sulit ditonton oleh peserta melalui layar besar yang dipasang di daerah tersebut. Lebih dari 75 jurnalis meninggal dan 140 terluka dalam serangan Israel sejak Oktober. 7.

Membawa bendera Palestina, pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina, termasuk "Bebaskan Palestina" dan "Akhiri pendudukan."

Mereka mendesak boikot produk dan merek Israel yang dilaporkan telah menyatakan dukungan untuk Israel.

Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok Palestina, Hamas.

Setidaknya 17.177 orang Palestina telah tewas dan lebih dari 46 ribu terluka dalam serangan udara dan darat tanpa henti di kantong, sejak 7 Oktober setelah serangan lintas batas oleh Hamas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement