Senin 11 Dec 2023 07:32 WIB

Menlu RI Usulkan WHO Gelar Konferensi Donor untuk Bangun Sistem Kesehatan Palestina

Menlu RI garisbawahi perlunya mempercepat bantuan kesehatan untuk Gaza

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi memberi usul agar WHO menggelar konferensi donor untuk membangun kembali sistem kesehatan Palestina.
Foto: Dok Kemlu
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi memberi usul agar WHO menggelar konferensi donor untuk membangun kembali sistem kesehatan Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi berpartisipasi dalam Sesi Khusus Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss, untuk membahas situasi di Jalur Gaza, Ahad (10/12/2023). Pada kesempatan itu, dia memberi usul agar WHO menggelar konferensi donor untuk membangun kembali sistem kesehatan Palestina.

“Pada Sesi Khusus Dewan Eksekutif WHO, saya menggarisbawahi seruan Indonesia untuk mempercepat bantuan kesehatan untuk Gaza, memastikan perlindungan pekerja & fasilitas kesehatan, dan memobilisasi dukungan yang lebih kuat untuk WHO. WHO dapat menyelenggarakan konferensi donor untuk mendanai dan membangun kembali sistem kesehatan Palestina,” kata Retno lewat akun X resminya.

Baca Juga

“Saya juga menegaskan kembali dukungan & co-sponsor Indonesia terhadap Resolusi WHO mengenai kondisi Kesehatan di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur,” tambah Retno.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan, agresi Israel ke Gaza telah menimbulkan dampak “bencana” terhadap sistem kesehatan di wilayah tersebut. Dia mengatakan, sejak 7 Oktober 2023, WHO telah memverifikasi lebih dari 449 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza dan Tepi Barat. “Layanan kesehatan tidak boleh menjadi sasaran,” ujarnya, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sebanyak 26 dari 35 rumah sakit di Jalur Gaza tak berfungsi akibat terdampak serangan Israel maupun menghadapi kekurangan pasokan listrik. Rumah Sakit (RS) Al-Shifa merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang dihancurkan Israel. Pada 15 November 2023 lalu, pasukan Israel melakukan penyerbuan ke RS terbesar di Jalur Gaza tersebut. Militer Israel meyakini, Hamas memiliki sebuah markas komando di bawah bangunan RS Al-Shifa. Klaim tersebut tak terbukti ketika pasukan Israel menduduki RS itu.

RS Indonesia yang berada di Bait Lahiya juga hancur diserang Israel. Militer Israel turut mengklaim bahwa Hamas memiliki markas atau pusat komando di bawah bangunan RS Indonesia. Tudingan itu telah dibantah tegas Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) selaku pihak yang menginisiasi pembangunan RS tersebut.

Pada Ahad kemarin, Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan, jumlah warga Gaza yang terbunuh serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 17.700 jiwa. Lebih dari 10 ribu di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka lebih dari 48 ribu orang. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, terdapat ribuan warga Gaza yang masih dinyatakan hilang.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, distribusi bantuan telah terhenti di sebagian besar Jalur Gaza akibat agresi tanpa henti Israel. Rumah Sakit Eropa yang berada di daerah Khan Younis mengalami kekurangan obat-obatan, produk darah, dan pasokan medis, dengan penjatahan bahan bakar ketat. Padahal rumah sakit tersebut sedang merawat sekitar 1.000 pasien dan menampung sekitar 70 ribu warga sipil Gaza yang mengungsi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement