REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
-
Hamas akan Bebaskan Sandera, Media Zionis: Negara Israel Malah tak Berperan Bebaskan Warganya
-
-
Senin , 12 May 2025, 08:14 WIB
Kesalahpahaman Haru Biru dan KDMP Syariah
-
Senin , 12 May 2025, 08:08 WIB
Perundingan AS-Hamas: Bantuan Kemanusiaan akan Masuk Gaza Palestina
-
Senin , 12 May 2025, 07:44 WIB
Eks Pejabat Israel: Trump Bakal Paksa Netanyahu Akui Palestina
-
Senin , 12 May 2025, 07:39 WIB
Bekas Jenderal IDF: Hasan Nasrallah Sudah Tiada, tapi Kami Masih Dilanda Ketakutan Sangat
-