REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
-
Dewan Ingatkan Satgas PKH Kedepankan Sanksi Administrasi daripada Pidana
-
-
Kamis , 27 Mar 2025, 16:00 WIB
Ridwan Kamil Akui Pernah Satu Kali Bertemu LM, Ini Keterangan Kuasa Hukum
-
Kamis , 27 Mar 2025, 16:00 WIB
Hamas Ingatkan Zionis, Serang Gaza, Sandera Israel Pulang dengan Peti Mati
-
Kamis , 27 Mar 2025, 15:51 WIB
Merasa Difitnah, Ridwan Kamil Tantang LM Buktikan Status Anaknya Secara Hukum
-
Kamis , 27 Mar 2025, 15:51 WIB
Rutan Salemba Pindahkan 300 Napi dalam Semalam, Upaya Perangi Narkoba
-