REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
-
Karena Zonasi, Seorang Siswa Bingung tak Diterima SMA Manapun
-
-
Selasa , 15 Jul 2025, 10:19 WIB
Menang pada Debut di Japan Open 2025, Alwi Farhan Sebut Kontrol Emosi Jadi Kuncinya
-
Selasa , 15 Jul 2025, 09:41 WIB
Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kedua Kejagung di Kasus Chromebook
-
Selasa , 15 Jul 2025, 09:16 WIB
Layanan Samsat Keliling Selasa: Ini Daftar 14 Lokasi di Jadetabek
-
Selasa , 15 Jul 2025, 07:40 WIB
Usai Kantor Digeledah, Dua Petinggi Gojek Diperiksa Kejagung di Kasus Chromebook
-