REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
-
Korut Kutuk Keras Serangan AS ke Iran
-
-
Senin , 23 Jun 2025, 11:55 WIB
Matkul Pengantar Manajemen dan Bisnis di Cyber University, Bekal Wirausaha untuk Mahasiswa
-
Senin , 23 Jun 2025, 11:53 WIB
Menaklukkan Quarter Life Crisis, Saat Bingung Justru Jadi Awal Baru
-
Senin , 23 Jun 2025, 11:46 WIB
YLKI: Konsumen Berhak Atas Pelayanan Adil dari Pelaku Usaha
-
Senin , 23 Jun 2025, 11:44 WIB
Makin Kompetitif, MilkLife Athletics Challenge Seri 1 2025 Berjalan
-