Kamis 14 Dec 2023 18:19 WIB

Tragedi Jagakarsa dan Bunuh Diri Sekeluarga di Malang, Pesan Ayah dan Sengkarut Ekonomi

Kasus Jagakarsa dan bunuh diri sekeluarga di Malang memiliki kesamaan.

Rep: Wilda/Febrian Fachri/ Red: Teguh Firmansyah
Kondisi rumah kontrakan dari keluarga yang bunuh diri di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (13/12/2023).
Foto: Republika/Wilda fizriyani 
Kondisi rumah kontrakan dari keluarga yang bunuh diri di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (13/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua kasus pembunuhan dan bunuh diri tragis terjadi hanya dalam waktu beberapa hari. Pertama yakni kasus pembunuhan ayah terhadap anaknya di Jagakarsa. Polisi telah menetapkan Panca Darmansyah sebagai tersangka dalam kasus tersebut. 

Kejadian kedua yakni tragedi bunuh diri satu keluarga di Malang, Jawa Timur. Dalam insiden tersebut, seorang ayah tewas bersama istri dan satu anaknya yang berusia 13 tahun. 

Baca Juga

Polisi menyatakan, sang istri dan anaknya terlebih dahulu meninggal diduga minum obat nyamuk, lalu menyusul si ayah.  

Kasus tersebut memiliki kesamaan yakni sang ayah memberikan pesan khusus. Dalam kasus di Jakagarsa, Panca sempat menulis pesan, "Puas Bunda Tx For All".

“Dengan darah yang keluar dari badannya, yang bersangkutan membuat tulisan. 

Tulisan itu yang ditemukan tulisan di lantai rumah tempat kejadian perkara tersebut,” ujar Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi, kepada awak media di Jakarta, Senin (11/12/2023)   

Panca diketahui sempat hendak bunuh diri setelah menghabisi anaknya. Namun nyawanya tertolong. Belakangan diketahui, motif pembunuhan diduga karena cemburu. Selain itu, faktor ekonomi  ditengarai ikut memperumit permasalahan rumah tangganya. 

Adapun dalam kasus di Malang, sang ayah juga sempat menuliskan pesan kepada seorang anaknya yang masih hidup. 

"Kakak jaga diri. Papa, mama, adik pergi dulu. Nurut uti, kung, tante, dan om. Belajar yang baik. Uang papa mama untuk pemakaman jadi satu. Love you kakak," tulis pesan Wahab kepada anaknya. 

Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat  memastikan bahwa insiden ini adalah bunuh diri. Polisi menemukan pisau sertai gelas kosong yang sebelumnya diisi oleh obat nyamuk cair. Dari sejumlah keterangan saksi, diduga motif bunuh diri ini lantaran faktor ekonomi. Sang ayah yang juga guru SD itu diketahui beberapa kali meminjam uang dan meminta untuk penundaan pembayaran utang. 

Masalah ekonomi 

Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi.

“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).

 

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement