REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Kepolisian Denmark menangkap tiga orang di Denmark dan satu orang di Belanda karena dicurigai mempersiapkan serangan teroris. Polisi menambahkan tindakan ini merupakan hasil dari upaya polisi lintas batas terkoordinasi.
Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai motif para tersangka atau apakah mereka terkait dengan teroris atau kelompok-kelompok sayap kanan. Pada Agustus lalu badan Intelijen dan Keamanan Denmark, PET, mengatakan ancaman terhadap Denmark naik setelah aktivis anti-Islam merusak beberapa salinan Alquran selama musim panas.
"Penyelidikan mengungkapkan sebuah jaringan orang telah mempersiapkan sebuah aksi terorisme," kata kepala pengawas PET Flemming Drejer dalam konferensi pers di Kopenhagen, Kamis (14/12/2023).
"Penangkapan dan penggerebekan yang kami lakukan hari ini didasarkan pada investigasi intensif yang dilakukan PET dalam kerja sama yang erat dengan mitra-mitra kami di luar negeri," katanya.
Ia menambahkan PET sedang melakukan penggerebekan yang dilakukan di seluruh negeri dan dilakukan pada tahap awal penyelidikan. Dreyer mengatakan jaringan ini memiliki hubungan dengan kejahatan terorganisir baik di Denmark maupun di luar negeri, termasuk dengan geng bernama Loyal To Familia, atau LTF.
Namun ia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai kemungkinan motifnya.
"Ini sangat serius," kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen kepada kantor berita Ritzau dalam pertemuan dengan para pemimpin Uni Eropa di Brussels.
"Selama beberapa tahun ini, kami melihat ada orang-orang yang tinggal di Denmark yang tidak menginginkan kami. Yang menentang kebebasan kami dan yang menentang masyarakat Denmark, dengan segala hal yang ada di dalamnya," kata Frederiksen.
Selama satu dekade lebih PET memperingatkan akan adanya potensi serangan. Polisi mengatakan mereka tidak mengubah tingkat kewaspadaan teroris pada level 4 dari skala 1-5, yang mencerminkan ancaman yang signifikan.
Kepolisian Denmark mengatakan tiga orang yang ditangkap di Denmark akan didakwa dengan pasal terorisme dalam hukum pidana dan dihadapkan ke hadapan hakim untuk menjalani pemeriksaan awal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika