REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Power berkomitmen untuk tetap bisa berkontribusi dalam dekarbonisasi dalam mengoperasikan PLTU. Saat ini, Direktur Utama Adaro Power, Dharma Djojonegoro mengatakan, pihaknya memakai teknologi co-firing di PLTU.
"Saat ini seluruh PLTU yang dimiliki Adaro memakai teknologi paling baru yaitu ultra super critical sehingga bisa rendah emisi dan lebih efisien. Selain itu kami menerapkan co-firing di PLTU juga," kata Dharma, Rabu (13/12/2023).
Dharma juga menjelaskan jenis biomassa yang digunakan untuk co-firing adalah soda ash. Dengan ini, maka Adaro mampu menekan emisi karbon dari operasional PLTU.
Saat ini, Adaro Power mengoperasikan tiga PLTU. PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW) PLTU di Tabalong 2x30 MW Kalimantan Selatan. Kedua, PT Tanjung Power Indonesia (TPI) PLTU di Tabalong dengan kapasitas 2x100 MW.
Ketiga, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) PLTU di Batang dengan kapasitas 2x1.000 MW. PLTU ini merupakan PLTU pertama dan terbesar di Asia Tenggara dengan teknologi boiler ultra-supercritical (USC).