Senin 18 Dec 2023 18:42 WIB

Jelang Libur Nataru, RSSA Antisipasi Peningkatan Kasus Covid-19

Di Indonesia terdapat tren peningkatan kasus beberapa pekan terakhir.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Dok. Freepik
Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- RSUD Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi peningkatan kasus Covid-19 saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023-2024. Hal ini terutama mengenai SDM dan sarana serta prasarana yang perlu disiapkan.

Kepala Instalasi Pelayanan Covid dan Infeksi Terpadu RSSA Kota Malang, Susanthy Djajalaksana, mengatakan, pihaknya tetap bersiaga untuk mengantisipasi hal tersebut terutama menjelang liburan Nataru. Layanan Covid-19 tetap tersendiri dan terisolir dari pasien non Covid-19. "Baik yang suspek maupun terkonfirmasi positif akan ditindaklanjuti dengan penatalaksanaan pasien sesuai standar prosedur yang berlaku," ucapnya di RSSA Kota Malang, Senin (18/12/2023).

Baca Juga

Untuk tenaga medis dan sarana serta prasarana juga telah disiapkan sedemikian rupa. Dalam hal ini termasuk skenario ketika ada lonjakan kasus juga sudah disiapkan. 

Dengan pengalaman dalam hal penanganan pandemi Covid-19 pada tiga tahun lalu, ini menjadikan langkah antisipasi yang lebih efektif. Hal ini terutama baik dari sisi SDM (dokter, perawat), sarana (ruang perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap) dan juga pelayanan pendukung lainnya. "Seperti obat-obatan khusus Covid dan alat diagnostik," ungkapnya.

Adapun saat ini ruang rawat inap pasien Covid-19 setidaknya terdapat lebih 30 ruang isolasi khusus yang telah disiapkan. Jumlah ini dapat bertambah sampai dengan 65 kamar jika terjadi lonjakan yang tentunya tidak diinginkan.

Untuk diketahui, meningkatnya kasus Covid-19 di dunia bahkan di Indonesia menjadi perhatian apalagi saat ini menjelang musim liburan Nataru. Berdasarkan data WHO, kondisi Covid-19 di dunia per 8 Desember 2023, terdapat 1.458 kasus baru dalam sepekan. Kemudian di Indonesia sendiri, tren peningkatan kasus sudah terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Peningkatan kasus diduga karena terdapat varian EG.5. Secara umum gejalanya cenderung serupa dengan beberapa varian yang lain. Beberapa gejala yang dimaksud seperti demam tinggi, batuk, rhinorrhea, penurunan/kehilangan penciuman dan/atau pengecap. Tetapi masih dimungkinkan ditemukan tanpa gejala sama sekali.

Peningkatan kasus ini disebabkan karena mobilisasi yang tinggi seperti kegiatan kumpul bersama dan liburan antar negara maupun kota. Fungsi vaksin yang mulai menurun serta pelonggaran protokol kesehatan juga menjadi faktor meningkatnya kasus tersebut. 

Masyarakat pun diminta untuk menerapkan protokol kesehatan dengan cuci tangan dan menggunakan masker saat di keramaian. Kemudian membatasi waktu berada di ruang tertutup dan ramai, serta makan dengan gizi seimbang, menerapkan hidup sehat dan vaksinasi Covid-19 booster. Vaksinasi booster ditunjukkan khususnya pada kelompok rentan yakni lansia dan orang dengan daya tahan tubuh rendah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement