KALTIMTARA, REPUBLIKA - Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik berencana mengundang para Raja dan Sultan di Kalimantan Timur ke Ibu Kota Negara, IKN Nusantara.
Akmal mengatakan, para Sultan di Kaltim akan diundang dalam pertemuan nasional para Raja dan Sultan se-Indonesia yang dihelat di IKN tahun depan.
"Kita undang Maret nanti para Sultan dan Raja di Kaltim untuk membicarakannya intern. Kita mau Raja-raja di Kaltim menjadi host festival Raja-raja dan Sultan se-Nusantara," ujar Akmal Malik usai mengunjungi dua Kesultanan di Kabupaten Berau, dilansir laman Pemprov, Ahad (17/12/2023).
Pada kunjungan kerjanya akhir pekan lalu, Akmal juga sempat bersilaturahmi dengan dua otoritas kesultanan Berau, yakni Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung.
Di Keraton Kesultanan Gunung Tabur, Pj Gubernur Kaltim diterima Sultan Gunung Tabur H Adji Raden Muhammad Bachrul Hadie, bersama permaisuri, Hj Aryusniaty.
Adapun di Kesultanan Sambaliung, Akmal disambut Pengelola Keraton Sambaliung/Kerabat Kesultanan Aida Safriani dan Ratih Kumala Dewi, mewakili Pemangku Adat Keraton Kesultanan Sambaliung Datu Amir.
"Kita melihat potensi kearifan lokal. Dua representasi Berau, Kesultanan Gunung Tabur dan Sambaliung," ujar Akmal. Ia bersyukur kedua kesultanan di Berau masih eksis, sebagaimana kesultanan lain di Kaltim.
Ia juga memuji komitmen Pemerintah Kabupaten Berau menjaga kearifan lokal sesuai amanat konstitusi, jika negara menghormati kearifan lokal.
"Kearifan lokal menjadi spirit masyarakat di sini untuk ikut membangun daerahnya," ujarnya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Berau bisa terus berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kaltim melalui instansi teknis untuk mendorong meningkatnya kunjungan masyarakat ke pusat-pusat budaya, seperti keraton kesultanan dan museum.
Sebagai langkah awal, lanjut Akmal, bisa dilakukan dengan mendorong para pelajar sekolah melakukan studi ke pusat-pusat budaya daerah. Apalagi pemerintah telah menggaungkan program Merdeka Belajar bagi siswa-siswi sekolah dari pelbagai jenjang pendidikan.
Karena itu, Akmal meyakini Merdeka Belajar juga bisa diarahkan ke pembelajaran pada budaya dan kearifan lokal.
"Karena jasa dan peran para pendahulu atau Raja-raja inilah, sehingga daerahnya menjadi maju. Merdeka Belajar bukan semata kurikulum dan mata pelajaran tertentu, tapi termasuk budaya," ujar Akmal Malik.
Editor: Rudi Agung