Selasa 19 Dec 2023 21:56 WIB

Dusun Unik Wota Wati di Gunungkidul akan Dibangun Jadi Desa Wisata

Dusun Wota-wati memiliki potensi yang unik dan berdurasi peradaban.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Suasana dusun mulai gelap pada pukul 16.00 WIB di Pedukuhan Wotawati, Desa Pucung, Gunungkidul, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Suasana dusun mulai gelap pada pukul 16.00 WIB di Pedukuhan Wotawati, Desa Pucung, Gunungkidul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Direktur Jendral Perimbangan Keuangan, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Luky Alfifman bersama Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengunjungi Padukuhan Wota Wati, Kalurahan Pucung, Girisubo, Selasa (19/12/2023).

"Dusun ini (Wota-wati) memiliki potensi yang unik dan berdurasi peradaban, berada di Bengawan Solo Purba," kata Luky Alfifman dalam rilis yang diterima Republika, Selasa (19/12/2023).

Baca Juga

Kunjungan ini kata Luky, untuk melihat kesiapan pembangunan wilayah Padukuhan Wota-Wati yang akan dikembangkan sebagai desa wisata. Pembangunan kawasan ini akan menggunakan dana yang bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais).

"Saya lihat masterplan sudah ada yang dibuat oleh Dinas Pariwisata Provinsi," kata Luky.

Pihaknya juga mengatakan, sebelum masterplan direalisasikan, Luky berharap masyarakat mulai merubah mindset atau pola pikir mampu menjadi pelayan wisatawan yang berkunjung ke Wota Wati.

"Keunikan dan keunggulan desa ini harus dimanfaatkan karena ini tidak dimiliki desa lain. Apalagi akan mengarah ke pariwisata," katanya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, pembangunan Desa Wisata Wota Wati diharapkan menjadi mendongkrak ekonomi di Kalurahan Pucung. Menurut Bupati, keseimbangan ekonomi belum sepenuhnya merata tumbuh di tengah masyarakat.

"Mulai dipetakan potensi, pengelolaan UMKM, ini nantinya yang akan memberikan dampak positif terhadap aktifitas ekonomi di Wota Wati," paparnya.

Bupati juga meminta masyarakat memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menyambut desa wisata. Nantinya tidak hanya warga lokal yang akan berkunjung tetapi wisatawan domestik dan luar negeri. "Jangan sampai SDM tidak siap justru malah dikuasai masyarakat luar," ujar bupati.

photo
Pemandangan alam di sekitar Pedukuhan Wotawati, Desa Pucung, Gunungkidul, Yogyakarta. Dusun Wotawati merupakan wilayah yang unik, karena di sini terlambat mendapat sinar matahari terbit dan memasuki malam lebih cepat. Kondisi ini dikarenakan lokasi Wotawati yang berada diapit dua punggungan di lembah Bengawan Solo Purba. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Lurah Pucung Estu Dwiyono mengatakan, Dusun Wota Wati terdapat empat RT, dan dihuni oleh 80 Kepala Keluarga. Mata pencaharian penduduk 90 persen adalah petani. Sehingga dibutuhkan pendampingan ekstra terhadap masyarakat.

"Potensi kami miliki sangat lengkap, ada kebudayaan, pertanian, kerajinan, dan kuliner," katanya.

Selain berada di lembah Bengawan Solo Purba, matahari di Wota-Wati seperti terlambat terbit karena baru bisa terlihat sekitar pukul 09.00 WIB. Tetapi justru terbenam lebih cepat yakni sekitar pukul 16.30 WIB.

"Inilah yang melahirkan sensasi bagi wisatawan. Keunikan ini tidak ada di wilayah lain," terangnya.

Selain berkunjung ke Wota Wati Direktur Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Luky Alfifman juga serah terima simbolis hasil dana keistimewaan Tahun 2023.

Diantaranya menyerahkan bus sekolah Si Bona yang dikelola Dinas Perhubungan, Bus pelayanan publik Lajang Cakap yang dikelola Dinas Perpustakaan, Ambulans yang dikelola Tagana, Perbaikan balai dusun dan perbaikan rumah tidak layak huni.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَطَّعْنٰهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ اَسْبَاطًا اُمَمًاۗ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اِذِ اسْتَسْقٰىهُ قَوْمُهٗٓ اَنِ اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۚ فَانْۢبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًاۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْۗ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَاَنْزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰىۗ كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْۗ وَمَا ظَلَمُوْنَا وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
Dan Kami membagi mereka menjadi dua belas suku yang masing-masing berjumlah besar, dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka memancarlah dari (batu) itu dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Dan Kami naungi mereka dengan awan dan Kami turunkan kepada mereka mann dan salwa. (Kami berfirman), “Makanlah yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu.” Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi merekalah yang selalu menzalimi dirinya sendiri.

(QS. Al-A'raf ayat 160)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement