Jumat 22 Dec 2023 14:57 WIB

Transaksi Alkes Didominasi Impor, Menkes Resmikan Pabrik Dexa Group

Pembalut luka di urutan kelima produk alkes paling banyak dibeli RS di Indonesia.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Republika/Prayogi.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dexa Group membangun pabrik alat kesehatan pertamanya melalui PT Deca Metric Medica untuk mendukung kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan (alkes) nasional. Pabrik alkes yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, diresmikan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Budi mengapresiasi peresmian pabrik alat kesehatan PT Deca Metric Medica yang dapat mendukung ketahanan kesehatan nasional. Menurut dia, ada 10 alkes yang paling banyak digunakan di Indonesia berdasarkan data e-katalog di 900 rumah sakit pemerintah.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mencatat, pembalut luka (wound dressing) berada di urutan kelima produk alkes paling banyak dibeli di Indonesia pada 2022 setelah alat suntik, infus set, sarung tangan bedah, serta kateter. Volume penjualan wound dressing di Indonesia bisa mencapai Rp 300 miliar per tahun.

Selain itu, alkes juga merupakan barang habis pakai yang terus digunakan di fasilitas kesehatan. "Saya yakin yang namanya wound dressing (pembalut luka) itu dipakai di seluruh dunia, kita buka kan ke UNICEF," kata Budi dalam peresmian pabrik alkes PT Deca Metric Medica di Cikarang dikutip Jumat (22/12/2023).

Budi mendukung produksi alkes dalam negeri. Selain untuk memenuhi kebutuhan nasional, sambung dia, juga bisa diekspor ke mancanegara. Pemerintah akan memfasilitasi produksi dalam negeri untuk terserap di pasar global.

"Agar lebih banyak produksi dalam negeri berkualitas yang operasionalnya bagus, sehingga kalau ada pandemi lagi kita siap. Kita bantu supaya masuk ke level internasional supaya mereka bisa punya selling power, economic scale yang lengkap," tutur Budi.

PT Deca Metric Medica yang berdiri di atas lahan 6.000 meter persegi (m2) dan bangunan seluas 4.800 m2, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan produk impor alkes Indonesia. Menurut laporan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, transaksi alkes nasional di e-katalog pada 2019-2020 didominasi produk impor yang mencapai 88 persen.

Menurut data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) pasar alkes Indonesia tahun 2020 sebesar Rp 49,7 triliun setara dengan 0,7 persen pasar alat kesehatan global. Namun, neraca perdagangan alkes dalam negeri masih mengalami defisit Rp 23,8 triliun dengan nilai ekspor Rp 16,3 triliun dan impor sebesar Rp 40,1 triliun.

Dengan dibangunnya pabrik ini, Indonesia mampu menyediakan produk alat kesehatan pembalut luka atau wound dressing yang kebutuhannya berada di urutan kelima alat kesehatan paling banyak ditransaksikan dalam e-katalog LKPP. Pimpinan Dexa Group, Ferry A Soetikno menjelaskan, PT Deca Metric Medica yang mulai dibangun sejak 2020 dan memulai produksi pada Januari 2023.

"Dexa Group membangun fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica sebagai langkah nyata dukungan kami terhadap visi pemerintah dalam mencapai kemandirian kesehatan nasional," ujar Ferry.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement