Ahad 24 Dec 2023 20:03 WIB

Kerajinan Home Decor Asal Bantul Jadi Langganan Pasar Ekspor

Produk-produk yang dihasilkan dibuat secara unik atau berbeda.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
pemilik CV Siji Lifestyle, Achmad Kurnia, dengan berbagai barang produksinya.
Foto: Idealisa Masyrafina
pemilik CV Siji Lifestyle, Achmad Kurnia, dengan berbagai barang produksinya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Salah satu usaha kerajinan dan furnitur yang berbasis di Desa Trirenggo, Pandowoharjo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, berhasil mengembangkan bisnisnya ke pasar ekspor. Produk home decor Siji Lifestyle dengan bahan baku berasal dari alam rupanya sangat diminati oleh konsumen Eropa dan AS.

Produk yang dibuat oleh CV Siji Lifestyle dapat terbagi menjadi dua bagian, produk dekorasi yang berasal dari resin, dan produk dekorasi yang terbuat dari serat alam. Serat alam yang digunakan yakni seperti pelepah jagung, eceng gondok, rotan dan kulit kayu, yang semua bahan baku berasal dari DIY dan Jawa Tengah.

Sejak merintis usaha ini pada 2007, pemilik CV Siji Lifestyle, Achmad Kurnia, telah fokus untuk membidik pasar ekspor. Ini karena meskipun bahan bakunya melimpah ruah di Indonesia, desain produk ini justru diminati oleh pangsa pasar Eropa dan AS.

"Tentunya kami berkomitmen lokal, tapi minatnya belum ada. Dari awal fokusnya ke ekspor, potensi dalam negeri terbatas karena daya beli rendah dan desain yang mereka (Indonesia) sukai berbeda," jelas Achmad Kurnia saat kunjungan media gathering oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Rabu (20/12/2023).

Bahan baku yang berasal dari alam, dan tanpa menebang pohon, menjadi salah satu faktor penting produk Siji disukai oleh konsumen dari Eropa dan AS. Konsumen Eropa, khususnya, menyukai produk yang menekankan aspek sustainability.

Selain itu, produk-produk yang dihasilkan dibuat secara unik atau berbeda setiap produknya, sehingga memiliki cerita yang berbeda. Misalnya dari asal bahan baku pelepah jagung dan eceng gondok, yang kemudian dibentuk menjadi produk yang unik. "Produknya tidak dijual murah, tapi kami menjual dengan nilai tambah. Jadi kami menjual experience-nya," imbuhnya.

Produk Siji pun berhasil ikut berbagai pameran furnitur di Eropa dan AS. Produk-produk ini telah diekspor ke Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Belgia, Singapura, dan Hongkong. Saat ini, mayoritas eksor CV Siji Lifestyle, sekitar 60 persen, ditujukan ke pasar Amerika Serikat.

Harga jualnya, berkisar antara 75 dolar AS hingga 110 dolar AS atau sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. "Kalau sampai toko di Eropa atau AS itu rata-rata sampai 500-800 dolar AS," jelas Achmad.

Perusahaan ini dibantu oleh sekitar 70 karyawan yang dapat menghasilkan sekitar 300-400 produk per bulannya. Sebanyak 40 persen di antara karyawan adalah perempuan yang berasal dari masyarakat sekitar.

Kemudian masalah mulai muncul saat pandemi. Karantina di rumah membuat banyak konsumen di luar negeri banyak mengeluarkan uang untuk mempercantik rumah mereka.

Akan tetapi, meski pesanan banyak, mereka terkendala dengan kelangkaan kontainer yang mengakibatkan masalah cash flow, di mana barang-barang yang diproduksi tidak dapat dikirimkan karena harga kontainer yang melambung tinggi.

Di sinilah peran Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang kemudian memfasilitasi Siji Lifestyle dengan dana sebesar Rp 1,6 miliar melalui Coaching Program for New Exporter (CPNE) yang berlangsung selama satu tahun.

"Alhamdulillah kami bisa mendukung Pak Ahmad dengan PKE UMKM sekitar Rp 1,6 miliar, yang sampai saat ini lancar. Mudah mudahan ke depan kita juga komunikasi terus, bisnis lancar dan meningkat, sehingga LPEI bisa mendukung lebih besar lagi. Selain itu, kita juga support dengan pameran dan lain-lain," ujar Kepala Kantor Wilayah LPEI Surakarta Irwan Prasetiyawan.

Saat ini Siji Lifestyle telah berhasil mendapatkan omzet sekitar Rp 10 miliar pada 2023. Jumlah ini naik sekitar 25 persen dari target mereka.

"Tahun depan kami akan mengintensifkan hubungan dengan existing buyer. Tim marketing lihat mereka lagi butuh apa, potensi desain mana yang bagus akan kami garap," kata Ahmad.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement