Selasa 26 Dec 2023 16:47 WIB

Wisata di Lereng Gunung Merapi, Wisatawan Diimbau Tetap Patuhi Rekomendasi BPPTKG

Saat ini, tingkat aktivitas Merapi masih di level 3 atau berstatus siaga.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (12/12/2023). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 11 Desember 2023 pukul 00.00-24.00 WIB telah terjadi 24 kali guguran lava dengan jarak luncuran maksimal 1.900 meter ke Kali Bebeng dan tiga kali guguran lava dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah Kali Boyong, tingkat aktivitas Gunung Merapi Siaga (level III). A
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (12/12/2023). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 11 Desember 2023 pukul 00.00-24.00 WIB telah terjadi 24 kali guguran lava dengan jarak luncuran maksimal 1.900 meter ke Kali Bebeng dan tiga kali guguran lava dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah Kali Boyong, tingkat aktivitas Gunung Merapi Siaga (level III). A

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wisata di lereng Gunung Merapi menjadi daya tarik tersendiri di masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini. Terlebih, sejumlah destinasi wisata yang ada di kawasan lereng Merapi dibanjiri wisatawan.

Meski begitu, rekomendasi yang dikeluarkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) diharapkan agar tetap dipatuhi, utamanya bagi wisatawan yang berwisata di kawasan lereng Merapi.

Saat ini, tingkat aktivitas Merapi masih di level 3 atau berstatus siaga. Dengan begitu, potensi bahaya Merapi saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas.

"Potensi bahaya guguran lava dan awan panas ada pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso.

Selain itu, potensi bahaya guguran lava dan awan panas juga ada pada sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," ungkap Agus.

Untuk itu, BPPTKG meminta agar masyarakat khususnya wisatawan agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya tersebut. Pihaknya juga meminta agar masyarakat dan wisatawan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG), terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," jelas Agus.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan BPPTKG pada 25 Desember 2023, terlihat asap di kawah Merapi dengan tekanan lemah berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 300 meter di atas puncak kawah.

Selain itu, selama 24 jam terakhir juga teramati 18 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng (barat daya) dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter. Guguran lava ini juga teramati mengarah ke Kali Boyong (selatan) dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter sebanyak lima kali.

"Untuk kegempaan teramati adanya gempa guguran sebanyak 86 kali, tiga kali gempa fase banyak, dan satu kali gempa tektonik jauh," ucap Agus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement