Rabu 27 Dec 2023 20:28 WIB

Agar Musibah Terasa Ringan, Begini Penjelasan Ibnu Athaillah dalam Al Hikam

Ibnu Athaillah mengimbau setiap orang selalu dekatkan diri kepada Allah.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi tadabur Alquran untuk mendekatkan diri dengan Allah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi tadabur Alquran untuk mendekatkan diri dengan Allah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia saat hidup di dunia tidak akan lepas dari pahit, getir, pedih dan manisnya kehidupan. Terkadang manusia tersenyum, tertawa, datar, dan menangis bahkan merintih pilu.

Saat datang ujian dan cobaan berupa musibah, seringkali manusia merasa kecewa, terluka dan terasa pedih. Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari menyampaikan bahwa ada cara untuk membuat musibah itu terasa lebih ringan. Yakni dengan menyadari bahwa ujian berupa musibah itu dari Allah SWT.

Baca Juga

Jika ujian berupa musibah dari Allah SWT, ingatlah bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang dan Allah Maha Bijaksana. Apa yang diberikan-Nya kepada hamba-Nya, pasti atas kasih-Nya dan sayang-Nya serta kebijaksanaan-Nya. Yakinlah Allah SWT tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya di dunia dan akhirat.

"Agar kamu bisa meringankan derita musibah yang sedang menimpa maka hendaklah kamu mengetahui bahwa Allah SWT adalah Dzat yang menguji kamu. Dzat yang mengarahkan kamu menghadapi berbagai takdir adalah Dzat yang membiasakan kamu untuk selalu mengambil pilihan yang terbaik." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam)

Jikalau kamu sering tertimpa musibah atau sedang menghadapi bencana, maka ada satu resep yang bisa kamu manfaatkan untuk meringankan kepedihan kamu. Yaitu mengetahui bahwa Allah SWT yang telah menguji kamu. 

Allah adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana. Setiap ketetapan Allah SWT pasti mengandung hikmah dan maslahat bagi para hamba-Nya. Tidak ada satupun ketetapan-Nya yang bertujuan menyiksa dan merugikan hamba-hamba-Nya.

Hal ini sebagaimana dijelaskan Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017. Bahwa sebagai hamba Allah SWT, hak kamu hanyalah menerima ketentuan Sang Penguasa. 

Yakinlah bahwa semua yang ditakdirkan­ Allah SWT adalah kebaikan. Sebenarnya, itulah yang membedakan antara seseorang yang menghambakan dirinya kepada Dzat Yang Maha Kuasa dengan seseorang yang menghambakan dirinya kepada makhluk yang lemah. 

Manusia jenis yang pertama selalu berbuat untuk kebaikan sebagai hamba-Nya. Sedangkan manusia yang kedua bertindak berdasarkan hawa nafsu belaka, sehingga tidak ada hikmah di balik tindakannya.

Ketahuilah bahwa Dzat yang menetapkan kamu untuk menghadapi berbagai ketentuan­-Nya adalah Dzat yang menuntunmu untuk selalu mengambil pilihan yang terbaik. 

Bukankah Allah sudah mengajarkan kamu untuk menghadapi segala keburukan dengan kesabaran. Maka bersabarlah, kamu akan mendapatkan keuntungan dan balasan yang lebih baik. Siapa tahu, di balik musibah itu, ada nikmat yang tidak terkira banyaknya dan tidak terbayangkan indahnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖٓ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَۙ
Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik,

(QS. Al-Baqarah ayat 26)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement