REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berada di dalam rumah pada hari yang terik dengan suhu 40 derajat Celcius, menyalakan pendingin ruangan selama berjam-jam tampaknya menjadi pilihan yang harus dilakukan. Meskipun, kita mungkin khawatir dengan biaya atau bahkan dampaknya terhadap lingkungan.
Kondisi ini mendorong sebagian orang untuk menggunakan panel surya, yang diharapkan dapat menghemat biaya listrik, sekaligus menghasilkan banyak daya untuk mengimbangi AC. Pemikiran seperti ini adalah hal yang umum.
Namun apakah itu benar? ternyata tidak juga. Tenaga surya akan bekerja dengan baik saat matahari sedang berada di ketinggian puncak. Sementara itu, udara terpanas dalam sehari itu biasanya terjadi pada sore, yang pada akhirnya berpengaruh pada beban puncak listrik.
Di Australia misalnya, banyak masyarakat yang merespon kenaikan harga listrik dengan penggunaan panel surya. Satu dari tiga rumah tangga di Australia atau sekitar 3,6 juta rumah, kini menghasilkan listrik secara domestik. Di Australia Selatan, proporsinya bahkan hampir mencapai 50 persen.