Sabtu 30 Dec 2023 22:50 WIB

Gencar Biayai Usaha Kecil, BPD Bali Dapat 'Diskon' Giro Wajib dari BI

Selama ini kewajiban penempatan GWM perbankan di BI mencapai 9 persen.

BPD Bali
Foto: bpdbali.co.id
BPD Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- BUMD PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali mendapatkan insentif berupa potongan kewajiban setoran Giro Wajib Minimum (GWM) di Bank Indonesia (BI) sebesar 2,90 persen karena gencar memberikan pembiayaan ke sektor prioritas di antaranya UMKM.

"Apabila dirupiahkan besaran insentif tersebut, kami estimasi sekitar Rp800 miliar, tergantung capaian dana pihak ketiga (DPK)," kata Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma di Denpasar, Sabtu (30/12/2023).

Baca Juga

Ada pun selama ini kewajiban penempatan GWM perbankan di BI mencapai sembilan persen. Ia menjelaskan capaian besaran insentif GWM itu meningkat dibandingkan periode sebelumnya yakni mencapai sebesar 2,7 persen.

Sudharma menambahkan insentif GWM sebesar 2,90 persen itu diraih setelah pihaknya berkontribusi dalam pembiayaan sektor prioritas di antaranya sektor hilirisasi pertanian. Kemudian, pembiayaan sektor perumahan, pariwisata, ultra mikro hingga pembiayaan hijau atau sektor yang fokus terhadap upaya ramah lingkungan.

Pemberian insentif berupa diskon GWM perbankan itu diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur BI Nomor 1 tahun 2023 terkait Perubahan Kedua atas peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/4/PADG/2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Insentif bagi bank yang memberikan penyediaan dana untuk kegiatan ekonomi tertentu dan inklusif.

Pasal 7 peraturan itu menyebutkan pemberian insentif GWM dilakukan secara triwulanan atau tiga bulan untuk periode Desember hingga Februari tahun berikutnya atau pada 2024.

Sudharma menyebutkan hasil dari insentif itu akan disalurkan kembali untuk pembiayaan produktif termasuk sektor prioritas. Selama 2023, lanjut dia, porsi pembiayaan kepada UMKM di bank milik pemerintah daerah di Bali itu telah mencapai 48 persen atau melampaui target dari BI pada 2024 minimal mencapai 30 persen.

"Untuk porsi UMKM pada 2024 kami targetkan (pembiayaan) minimal itu bisa melampaui 50 persen," katanya.

Semakin besar kucuran pembiayaan kepada UMKM, kata dia, maka semakin besar peluang untuk mendongkrak insentif GWM. "Kami masih menargetkan insentif GWM ke depan bisa di atas tiga persen atau minimal tiga persen," katanya.

Sementara itu, secara kinerja di bank BUMD itu penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada November 2023 mencapai Rp29,6 triliun, atau naik 8,36 persen dibandingkan periode sama 2022 mencapai Rp27,3 triliun. Sedangkan penyaluran kredit pada November 2023 mencapai Rp21,2 triliun atau tumbuh 5,24 persen dibandingkan periode sama 2022 mencapai Rp20,1 triliun.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement