Sabtu 30 Dec 2023 23:59 WIB

Ganjarist Minta Relawan tak Takut dengan Hasil Survei

Ketum Ganjarist mengajak relawan dan masyarakat untuk bersikap kritis terhadap survey

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan gagasannya saat menghadiri peluncuran program KTP Sakti di Lapangan Bangsalan, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023). Pada kesempatannya, Ganjar Pranowo menyampaikan gagasannya terkait program unggulan yang ditawarkan Ganjar-Mahfud yakni KTP Sakti untuk membenahi pendataan penduduk sehingga setiap bantuan pemerintah dapat disalurkan tepat sasaran.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan gagasannya saat menghadiri peluncuran program KTP Sakti di Lapangan Bangsalan, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023). Pada kesempatannya, Ganjar Pranowo menyampaikan gagasannya terkait program unggulan yang ditawarkan Ganjar-Mahfud yakni KTP Sakti untuk membenahi pendataan penduduk sehingga setiap bantuan pemerintah dapat disalurkan tepat sasaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ganjarist Kris Tjantra mengatakan, hasil survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden kerap tidak mencerminkan hasil resmi yang terjadi di lapangan. Sebab itu dia mengajak relawan dan masyarakat untuk bersikap kritis dan tidak menelan mentah-mentah hasil survei yang dikeluarkan sejumlah lembaga.

"Ganjarist mengajak masyarakat mengkritisi dan tidak mentah-mentah mempercayai hasil survei elektabilitas yang banyak beredar. Dan tetap optimis dan semangat mensosialisasikan program unggulan Ganjar-Mahfud," ujar Kris dalam keterangannya, Sabtu (30/12/2023).

Dia mengatakan, saat ini publik bertubi-tubi dijejali laporan hasil survei elektabilitas dari berbagai lembaga dengan hasil yang berbeda-beda dan sangat fluktuatif. Tapi dia melihat salah satu temuan yang paling sering digadang-gadang adalah soal adanya kemungkinan pilpres kali ini hanya akan berlangsung satu putaran.

"Dan tanpa alasan yang jelas, elektabilitas Ganjar-Mahfud tampak semakin menurun angkanya. Masyarakat patut kritis. Cermati dan awasi, jangan sampai ada agenda gelap di balik angka-angka survei," kata Kris.