Jumat 05 Jan 2024 08:40 WIB

Data Kemenhub Ungkap 1.142 Kecelakaan Kereta di Perlintasan Sebidang pada 2019-2022

Jumlah perlintasan sebidang tercatat sebanyak 4.194 pada 2022.

KAI Daop 8 Surabaya menutup tiga perlintasan sebidang di Kotalama, Kota Malang pada Kamis (27/7/2023). 
Foto: dok. Humas KAI Daop 8 Surabaya
KAI Daop 8 Surabaya menutup tiga perlintasan sebidang di Kotalama, Kota Malang pada Kamis (27/7/2023). 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pernah mengungkap banyaknya kecelakaan kereta di perlintasan sebidang. Data Kemenhub mencatat terjadi sebanyak 1.142 kecelakaan kereta perlintasan sebidang pada kurun 2019 hingga 2022.

Namun, dengan jumlah ribuan itu, Kemenhub mengeklaim tren kecelakan di perlintasan terus mengalami penurunan. Berdasarkan catatan Republika.co.id, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kemenhub, Risal Wasal pada pertengahan 2023 menegaskan bakal terus menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang.

Baca Juga

“Tren kejadian kecelajaan dan tingkat fatalitasnya terus menurun sejak 2019, dari total kejadian, yang terbanyak terjadi di perlintasan sebidang yang tidak dijaga, yaitu 1.004 kejadian,” kata Risal Wasal dalam media briefing di Jakarta, Jumat (4/8/2023) lalu.

Risal menegaskan, keberadaan perlintasan sebidang memang harus terus dikurangi bahkan ditiadakan. Hal ini demi meminimalisasi kecelakan fatal. Hanya saja, diperlukan kerja sama dengan pemerintah daerah serta lintas kementerian lembaga karena harus menambah infrastruktur.

Ia mencatat, jumlah perlintasan sebidang dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir pun terus menurun. Dari semula ada 5.685 perlintasan sebidang tahun 2016 kini menjadi 4.194 perlintasan sebidang pada 2022.

“Dengan semakin sedikitnya jumlah perlintasan sebidang diharapkan perjalanan kereta api akan semakin aman dan selamat,” katanya.

Rekomendasi peningkatan keselamatan..

sumber : Republika.co.id
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement