Sabtu 06 Jan 2024 22:14 WIB

Arti dan Tingkatan Rezeki dalam Pandangan Ulama

Rezeki bukan semata-mata uang.

Rep: Mabruroh/ Red: Erdy Nasrul
Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rezeki merupakan anugerah yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya. Rezeki tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan setiap hamba dan agar dipergunakan di jalan yang telah Allah ridhoi.

Kata rezeki sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu ar-Rizqu yang berasal dari akar kata razaqa-yarzuqu-razqan wa rizqan. Secara bahasa razaqa artinya memberi dan ar-rizqu artinya pemberian. 

Baca Juga

Menurut Ibnu Abdis Salam dalam tafsirnya, asal dari ar-rizqu adalah al-hazhzhu (bagian atau porsi). Karena itu, apa saja yang dibagikan sebagai bagian atau porsi seseorang dari pemberian Allah adalah rizqan. Selain itu, ar-rizqu juga diartikan apa saja yang bisa dimanfaatkan, dengan kata lain, rizki juga dapat berarti apa-apa saja pemberian Allah kepada seorang hambaNya yang dapat dimanfaatkan disebut dengan rezeki. 

Dikutip dari buku Istri-Istri Pembawa Rezeki karya Aulia Fadhli, rezeki yang selalu kita pikirkan identik dengan harta, baik barang atau jasa yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tetapi ternyata, rezeki itu tidak selalu soal harta, ada juga rezeki berupa kesehatan, tubuh yang sempurna, udara yang segar, kemerdekaan, keamanan, ketentraman, akal pikiran, keimanan dan keislaman bahkan termasuk di dalamnya itu keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, dan semua itu adalah rezeki yang patut disyukuri.