REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar modal Indonesia berhasil menghimpun dana segar sekitar Rp 1,18 triliun dari hasil penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sebanyak lima perusahaan berbagai sektor hingga 10 Januari 2024.
Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sunandar mengatakan saat ini jumlah perusahaan tercatat di BEI mencapai 908 emiten seiring dengan kehadiran lima perusahaan baru pada awal tahun ini.
“Per hari ini telah terdapat total 908 perusahaan tercatat di BEI, mudah-mudahan tahun ini kita bisa tembus 1.000,” ujar Sunandar dalam sambutannya di Main Hall BEI, Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Kelima perusahaan baru itu, diantaranya PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) meraih dana hasil IPO senilai Rp 125 miliar, PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) meraih dana hasil IPO senilai Rp 179,62 miliar, dan PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) meraih dana hasil IPO senilai Rp 532,78 miliar.
Kemudian, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) meraih dana hasil IPO senilai Rp 81,48 miliar, dan PT. Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) meraih dana hasil IPO senilai Rp 264,7 miliar.
Sunandar mengingatkan kepada seluruh perusahaan publik untuk menyampaikan keterbukaan informasi kepada investor, serta menjalin relasi yang baik dengan seluruh stakeholder agar informasi yang beredar di masyarakat sesuai dan seimbang.
Lanjutnya, perusahaan publik juga harus terus meningkatkan kinerja secara adaptif, responsif, dan inovatif sesuai dengan perkembangan jaman.
“Dengan resmi menjadi perusahaan publik, tentunya akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. Namun, tentu saja disertai tanggung jawab besar, sebagai bagian ekosistem pasar modal Indonesia,” ujar Sunandar.
Selama tahun 2023 lalu, BEI mencatat terdapat 79 perusahaan yang melaksanakan IPO dengan dana dihimpun mencapai Rp 54,14 triliun, atau mencetak rekor IPO terbanyak sepanjang sejarah dalam kurun waktu satu tahun.
“Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline (antrian) pencatatan saham BEI,“ ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.