Jangan Kalian Masuk, Kecuali dalam Keadaan Menangis
Oleh Syahruddin El Fikri
Sahabat yang dirahmati Allah SWT
Madain Saleh, atau Kota Nabi Saleh yang terletak sekitar 440 kilometer dari Madinah Al Munawwarah, kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Arab Saudi. Kerajaan Arab Saudi yang memiliki visi 2030 menjadikan Madain Saleh dan Al Ula, sebagai tujuan turis mancanegara yang diharapkan dapat menambahkan devisa bagi Arab Saudi.
Saat ini, Madain Saleh di Al Hijr atau Al-Ula di daerah Dedan, Arab Saudi, makin populer atau viral setelah banyak tokoh dunia dan selebritas mengunjungi lokasi tersebut. Mereka menjadikan lokasi tersebut sebagai tujuan wisata.
Yang menjadi pertanyaan banyak kaum muslimin, Madain Saleh di Al-Hijr dan Al Ula, merupakan tempat umat Nabi Saleh. Mereka dulunya diazab oleh Allah dengan suara guntur yang menggelegar, sehingga mereka terbunuh. Hal ini diakibatkan mereka melanggar larangan Allah dan mendustakan Nabi Saleh, serta membunuh unta yang telah diberikan kepada mereka.
Dalam Al-Quran, peristiwa itu diabadikan dalam Surah Hud ayat 67-68.
“Dan satu suara yang keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.” (QS Hud [11]: 67-68).
Baca Juga: Sisa-Sisa Kehancuran Kaum Tsamud di Madain Saleh
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitabnya Musnad Imam Ahmad (2/117) dari jalur Abdullah bin Umar dari Nafi,
نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ عَامَ تَبُوكَ الْحِجْرَ عِنْدَ بُيُوتِ ثَمُودَ ، فَاسْتَقَى النَّاسُ مِنَ الْآبَارِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا ثَمُودُ ، فَعَجَنُوا وَنَصَبُوا الْقُدُورَ بِاللَّحْمِ ، فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْرَقُوا الْقُدُورَ ، وَعَلَفُوا الْعَجِينَ الْإِبِلَ، ثُمَّ ارْتَحَلَ بِهِمْ حَتَّى نَزَلَ بِهِمْ عَلَى الْبِئْرِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا النَّاقَةُ، وَنَهَاهُمْ أَنْ يَدْخُلُوا عَلَى الْقَوْمِ الَّذِينَ عُذِّبُوا فَقَالَ : إِنِّي أَخْشَى أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَهُمْ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِم
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba pada tahun terjadinya perang Tabuk di Hijr; tempat tinggal Tsamud (kaum Nabi Shalih Alaihissallam), kaum Muslim mengambil air minum dari sumur-sumur air minum kaum Tsamud. Mereka membuat adonan makanan dan meletakkan daging di panci. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memerintahkan mereka untuk menumpahkan (isi) panci dan memberikan adonan makanan tersebut untuk makanan unta. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama mereka pergi dari tempat tersebut hingga tiba di sumur tempat minum unta (unta Nabi Shalih Alaihissallam). Rasûlullâh melarang masuk (tempat) kaum yang diadzab dengan mengatakan, “Aku takut kalian ditimpa musibah yang pernah menimpa mereka, maka janganlah kalian masuk!
Dalam riwayat Imam Bukhâri, dari riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma, Rasûlullâh bersabda:
لاَ تَدْخُلُوا عَلَى هؤُلاَءِ الْمَعَذَّبِينَ، إِلاَّ أَنْ تَكُونُوا بَاكِينَ فإِنْ لَمْ تَكُونُوا بَاكِينَ، فَلاَ تَدْخُلُوا عَلَيْهِمْ لاَ يُصِيبُكُمْ مَا أَصَابَهُمْ
Jangan masuk ke (tempat) orang-orang yang diazab kecuali kalian menangis! Kalau tidak menangis, jangan masuk ke tempat mereka agar musibah mereka tidak menimpa kalian. (HR. Bukhari).
Baca Juga: Madain Saleh, Kota Kaum Tsamud yang Jadi Warisan Dunia
Dalam riwayat lain dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma disebutkan:
أَنَّ النَّاسَ نَزَلُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْضَ ثَمُودَ الْحِجْرَ فَاسْتَقَوْا مِنْ بِئْرِهَا وَاعْتَجَنُوا بِهِ فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُهَرِيقُوا مَا اسْتَقَوْا مِنْ بِئْرِهَا وَأَنْ يَعْلِفُوا الْإِبِلَ الْعَجِينَ وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَسْتَقُوا مِنْ الْبِئْرِ الَّتِي كَانَتْ تَرِدُهَا النَّاقَةُ
Sesungguhnya para Sahabat bersama Rasûlullâh berhenti di Hijr; tempat tinggal kaum Tsamud. Mereka mengambil air minum dari sumur-sumur mereka dan membuat adonan (makanan) dari air tersebut. Rasûlullâh kemudian memerintahkan untuk menumpahkan dan memberikannya untuk makanan unta, dan memerintahkan mereka untuk minum dari sumur tempat unta Nabi Shalih minum. (Muttafaq Alaih, HR. Bukhari dan Muslim).
Pelajaran dari ayat dan hadits di atas, Rasulullah SAW melarang umatnya masuk ke lokasi tempat suatu kaum diazab Allah. Tujuannya agar mereka tidak merasakan dampak dari azab Allah, atau terhindar dari sisa-sisa azab Allah. Kalaupun ‘terpaksa’ masuk ke sana, maka diperintahkan agar mereka menangis. Menangis karena adanya umat yang enggan menyembah kepada Allah SWT sehingga mereka mendapatkan siksa.
Larangan diberlakukan selama bertahun-tahun oleh Dewan Tinggi Ulama Arab Saudi yang melarang Muslim mengunjungi situs yang dulunya menjadi tempat tinggal kaum Tsamud yang diazab. Larangan ini kemudian menjadi alasan bagi Pemerintah Saudi untuk menutup tempat tersebut. Dampak dari penutupan itu, membuat Madain Saleh menjadi sunyi dan sepi.
Kesunyian Madain Saleh memberi kesan tersendiri. Berjalan-jalan di sekeliling bangunan, yang tertinggal hanya jejak kaki atau bekas ban. Madain Saleh nampak seperti orang yang kesepian dan dingin, tapi wujudnya tidak lekang oleh waktu. Berbeda dengan Petra di Yordania,--yang ramai turis, penjual cendera mata dan keledai tunggangan,--Madain Saleh justru sunyi karena tidak banyak orang di sana.
Sebagian umat Islam tak mau mengunjungi Madain Saleh karena situs ini diyakini dikutuk akibat kaum yang hidup di Kerajaan Nabatea membangkang untuk menyembah Allah SWT. Sementara, visa untuk wisatawan non-Muslim sulit didapat. Akibatnya, jarang ada wisatawan yang berkunjung ke Madain Saleh, kota di tengah gurun itu.
Karena alasan itu pula, maka kini Pemerintah Saudi melalui Visi 2030, berupaya mengubah itu semua. Mereka membuka kesempatan bagi peziarah untuk mengunjungi Madain Saleh. Berbagai fasilitas ditambahkan demi menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara. Apalagi, Situs Madain Saleh, telah dikukuhkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia.
Saat ini, Kota Al Ula di daerah Dedan (Dadan), terdapat pemukiman warga setempat. Bahkan, di sana terdapat perguruan tinggi yang di antaranya terdapat Fakultas Pertambangan.
Demikian sahabat, mengenai sabda Rasulullah SAW tentang larangan bagi umat Islam untuk masuk ke lokasi yang diazab Allah, kecuali dalam keadaan menangis. (sajada.id/rumah berkah).
Berita Terkait:
Kota Tsamud yang Menjadi Warisan Dunia