REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berdoa merupakan cara kita, seorang hamba memohon pertolongan kepada pencipta-Nya. Berdoa juga merupakan cara kita untuk selalu dekat dengan Allah SWT dan mencegah kita dari sifat sombong.
Karena dengan berdoa, kita mengakui bahwa manusia sejatinya hanyalah makhluk yang sering kali lalai dan minim rasa syukur. Karenanya, berdoa merupakan media kita, untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, menceritakan kesulitan hidup yang kita alami, dan memohon bantuan-Nya untuk mengangkat kesusahan itu.
Bahkan para nabi Allah SWT pun menjadikan doa sebagai senjata mereka untuk menyelamatkan mereka dan melawan orang-orang kafir.
Dikutip dari buku “Perbaiki Dirimu, Mengucurlah Rezekimu” Abdul Qosim menyebutkan, bahwa doa bukanlah rentetan kalimat permohonan verbal semata, melainkan menyatunya hati, pikiran, ucapan, dan tindakan.
Yahya bin Muadz RA berkata, “siapa yang berdoa kepada Allah dengan penuh konsentrasi, maka Dia tidak menolaknya.” Ibnu al-Qayyim juga berkata, “Jika hati seseorang berkonsentrasi saat berdoa, betul-betul merasa butuh dan harapannya kuat, maka doanya dikabulkan.”
Maka, sebaik-baiknya doa adalah yang diajarkan Allah SWT dan Rasul-Nya, baik yang terdapat di dalam Alquran maupun hadits. Berikut ini doa-doa para nabi terdahulu yang dicetak tebal redaksi:
Dengan berdoa, Allah menyelamatkan Nabi Nuh as
فَدَعَا رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَغْلُوْبٌ فَانْتَصِرْفَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖوَّفَجَّرْنَا الْاَرْضضَ عُيُوْنًا فَالْتَقَى الْمَاۤءُ عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ۚوَحَمَلْنٰهُ عَلٰى ذَاتِ اَلْوَاحٍ وَّدُسُرٍۙتَجْرِيْ بِاَعْيُنِنَاۚ جَزَاۤءً لِّمَنْ كَانَ كُفِرَ
Artinya, “Dia (Nuh) lalu mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku). Lalu, Kami membukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Kami pun menjadikan bumi menyemburkan banyak mata air. Maka, berkumpullah semua air itu sehingga (meluap dan menimbulkan) bencana yang telah ditetapkan.Kami mengangkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar dengan pengawasan Kami sebagai balasan (kebaikan) bagi orang yang telah diingkari (kaumnya).” (QS al-Qamar ayat 10-14).
Melalui doa pula, Nabi Ayyub AS terbebas dari musibah
وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ ۚ فَاسْتَجَبْنَا للَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ
Artinya: “(Ingatlah) Ayyub ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku,) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang. Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, Kami mengembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami melipatgandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami dan pengingat bagi semua yang menyembah (Kami).“ (QS Al Aniya yat 83-84)
Dengan berdoa, Nabi Musa diselamatkan Allah SWT dari kejaran Firaun dan pasukannya:
فَخَرَجَ مِنْهَا خَاۤىِٕفًا يَّتَرَقَّبُ ۖقَالَ رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ
Artinya: “Maka, keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut dan waspada. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (QS al-Qasas ayat 21).
Doa Nabi Musa ketika menghadapi kesulitan dan meminta kemudahan:
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙوَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙوَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙيَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖ
Artinya: “Dia (Musa) berkata, “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.” (QS Taha ayat 25-28)
Doa Nabi Ibrahim ketika akan dilahap api:
حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (QS Ali Imran ayat 173)
Anjuran doa...