REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 28 titik panas tersebar di sejumlah lokasi di Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga pihak terkait diharapkan melakukan penanganan agar tidak meluas.
"Sebanyak 28 titik panas ini terpantau sepanjang Rabu, 10 Januari 2024 mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida, Kamis (11/1/2024).
Informasi sebaran titik panas ini sudah disampaikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat provinsi maupun kabupaten masing-masing agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.
Ia mengatakan saat ini memang masuk musim hujan, namun masih ada sejumlah kawasan yang tidak terjadi hujan dalam beberapa hari yang bisa menyebabkan daun dan ranting di hutan maupun lahan yang mengering, sehingga mudah terbakar.
Untuk itu, ia mengimbau semua pihak tetap waspada dan sama-sama mencegah agar tidak terjadi penambahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seperti tidak melakukan pembakaran di hutan maupun lahan.
Sebanyak 28 titik panas yang terpantau Rabu (10/1/2024) tersebar di empat kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Barat satu titik, Kutai Timur (21), Kutai Kartanegara (5), dan Berau (1), yang memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Perinciannya adalah satu titik di Kutai Barat berada di Kecamatan Jempang, 21 titik di Kutai Timur tersebar di enam kecamatan yakni Kecamatan Bengalon delapan titik, Kaubun (1), Kongbeng (4), Muara Wahau (6), Rantau Pulung (1), Teluk Pandan (1), dan Telen (1).
Di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat lima titik panas yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kembang Janggut dua titik, Loa Kulu (2), dan Muara Kaman (1). Di Kabupaten Berau terdapat satu titik di Kecamatan Kelay.
Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat membantu mencegah karhutla, karena masih banyak daun dan ranting kering di lahan yang mudah terbakar. "Pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat, antara lain dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat membersihkan atau membuka lahan, karena daun dan ranting kering rawan menyebabkan kebakaran lebih luas," kata Diyan.