REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor memiliki peranan penting dalam mengatasi perubahan iklim, karena industri yang ramah lingkungan membutuhkan dana yang sangat besar.
Untuk mencapai target Paris Agreement, tantangannya adalah menurunkan emisi karbon global sebesar 2,7 persen per tahun. Untuk itu, dibutuhkan investasi sebesar lebih dari 6,9 triliun dolar AS per tahun selama 10 tahun ke depan.
Untuk menciptakan bumi yang lebih sehat, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor harus melakukan peralihan/ pengembangan teknologi, dan ini membutuhkan dana yang besar. Sementara itu, investor bisa ikut mendukung inisiatif ini dengan membantu pendanaan melalui berinvestasi pada reksa dana berbasis ESG (environmental, social, governance).
"Ini bisa menjadi peluang yang menarik bagi investor," kata Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardhinugraha melalui keterangan tulis, baru-baru ini.
Apa itu reksa dana ESG?
Reksa dana berbasis ESG memiliki portofolio yang terdiri dari efek-efek (saham dan/atau surat utang) berbagai perusahaan yang telah memenuhi kriteria ESG dalam menjalankan kegiatan operasional bisnis dan investasinya. Kriteria dari sisi lingkungan, reksa dana tersebut memperhatikan dampak dari operasional perusahaan terhadap lingkungan.
Dari aspek sosial, yang diperhatikan adalah hubungan perusahaan dengan para stakeholders, yaitu karyawan, konsumen, pemasok, dan masyarakat. Sedangkan tata kelola yang baik meliputi manajemen perusahaan yang efektif.
Apa manfaat berinvestasi di reksa dana ESG?
Bagi investor yang memiliki kepedulian untuk mengatasi perubahan iklim dan ingin mengambil peran dalam membangun dunia yang lebih baik dan berkelanjutan, berinvestasi di reksa dana ESG tentunya dapat membantu menyelaraskan antara tujuan finansial dengan nilai-nilai pribadinya.
"Kami percaya integrasi analisis ESG akan memberi nilai tambah bagi portofolio untuk mengidentifikasi risiko dan peluang sehingga dapat mendukung kinerja jangka panjang," ungkap Dimas.
Integrasi analisis ESG dapat mengidentifikasi risiko yang timbul dari perspektif lingkungan, sosial, dan tata kelola terhadap bisnis perusahaan. Dimana hal menjadi faktor pertimbangan dalam keputusan investasi. Analisis ESG juga dapat mengidentifikasi kapabilitas perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan dunia sehingga keberlanjutan perusahaan tetap terjaga di tengah kondisi dunia yang dinamis.
Data investasi terbaru dari BloombergNEF pada laporan Renewable Energy Investment Tracker, menunjukkan investasi baru secara global dalam energi terbarukan melonjak menjadi 358 miliar dolar AS dalam enam bulan pertama pada 2023. Terjadi peningkatan sebesar 22 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, dengan tenaga surya menjadi pendorong utama hasil yang luar biasa pada semester pertama ini.
"Oleh karena itu, kami mendukung investor untuk memanfaatkan peluang investasi pada reksa dana ESG sambil membantu mengatasi perubahan iklim global," ujar Dimas.