Kamis 11 Jan 2024 19:20 WIB

BUMN Karya Garap Perkeretaapian Filipina, Erick Thohir: Bukti Kepercayaan Internasional

BUMN Karya akan terus tingkatkan daya saing agar dapat mencari peluang bisnis terbaik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos di Istana Malacanang, Manila, Rabu (10/1/2024).
Foto: Dok Rusman-Biro Pers Sekretariat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos di Istana Malacanang, Manila, Rabu (10/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan dua BUMN karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PP dipercaya membangun prasarana perkeretaapian di Filipina, yakni Malolos-Clark Railway Project.

Erick menyampaikan kepercayaan Filipina terhadap Adhi Karya dan PP terwujud dalam penandatanganan pada Juli 2023 yang disaksikan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.

Baca Juga

"Malolos-Clark Railway Project ini menjadi bukti bahwa jika pengelolaan BUMN Karya dijaga dengan benar dan governance-nya mengikuti standar terbaik, maka BUMN Karya dapat berkinerja dan memberikan kontribusi yang optimal," ujar Erick saat kunjungan kerja di Manila, Filipina, Kamis (11/1/2024).

Erick menyampaikan ADHI dan PP berhasil memenangkan kontrak pekerjaan yang dilelang dengan menggunakan kerangka pengadaan International Competitive Bidding (ICB) yang distandarkan oleh ADB. Hal ini merupakan catatan prestasi yang menjadi bukti BUMN Karya dapat bersaing dengan pemain besar internasional di bidang kontruksi dan menjadi modal BUMN Karya dalam mengikuti pelelangan internasional. 

Saat ini, lanjut Erick, ADHI dan PP dalam proses penerbitan untuk Phillippine Contractors Accreditation Board (PCAB) atau Surat Usaha Jasa Kontruksi (SUJK) dari Pemerintah Filipina. Sementara, proses pembebasan lahan juga tengah dilakukan Pemerintah Filipina dan ground breaking atas proyek ini direncanakan pada Maret 2024.

"Dari 9 kontrak pekerjaan yang dilelang dengan nilai proyek sebesar 2,75 miliar dolar AS, Joint Venture Adhi Karya dan PP mendapatkan 2 kontrak package secara profesional," ucap Erick. 

Erick memastikan akan terus melanjutkan agenda perbaikan kinerja BUMN Karya. Pria kelahiran Jakarta itu ingin BUMN Karya dapat terus membangun layanan pembangunan infrastruktur terbaik yang dibutuhkan rakyat Indonesia. "Ke depan, BUMN Karya akan terus meningkatkan competitive advantage-nya, sehingga dapat mencari peluang bisnis terbaik baik di kancah domestik maupun internasional dengan tetap menjaga praktik tata kelola perusahaan yang baik," kata Erick. 

Pekerjaan sipil untuk proyek ini merupakan kerja sama pembiayaan antara Pemerintah Filipina dengan Asian Development Bank (ADB) dan merupakan single infrastructure project financing terbesar yang pernah dilakukan oleh ADB. Dari total nilai kontrak sebesar 2,75 miliar dolar AS atau setara Rp 41,25 triliun, JV ADHI dan PP untuk kedua CP proyek ini memperoleh kontrak sebentar 560 juta dolar AS atau setara Rp 8,4 triliun, dengan porsi 51 persen ADHI dan 49 persen PTPP.

Proyek South Malolos-Clark Railway ini terdiri dari 9 contact package (CP), dimana Joint Venture (JV) ADHI dan PP memperoleh 1 CP (S-01) untuk Blumentritt Extension dan 1 CP (S-03C) untuk South Commuter Railway Project. Untuk CP S-01 memiliki lingkup berupa perpanjangan jalur utara NSCR untuk ruas Malolos-Clark mencapai 1,2 kilometer dengan satu stasiun. Sedangkan, jalur kereta CP S-03 sepanjang 5,8 km dengan pembangunan dua stasiun di dalamnya. 

Pemenang kontrak untuk CP lainnya adalah big player kontraktor internasional seperti Hyundai dari Korea Selatan, Acciona dari Spanyol, Leighton-Belford JV Australia dan UK, dan Lotte-Gullermak JV Korea Selatan dan Turki.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement