Kamis 11 Jan 2024 22:57 WIB

Masyarakat Batam Diminta Waspada Banjir Rob

Selain Kota Batam, tiga kabupaten lainnya di Kepri juga berpotensi banjir rob.

Banjir rob (ilustrasi)
Foto: Antara
Banjir rob (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM  -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikia BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Kepulauan Riau mengimbau masyarakat di daerah setempat agar waspada terhadap banjir pesisir atau rob.

Kepala Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam Ramlan di Batam, Kamis (11/1/2024) mengatakan, banjir rob tersebut karena adanya fenomena fase bulan baru (new moon) pada 11 Januari 2024, serta curah hujan yang tinggi berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum dan dapat menimbulkan banjir pesisir (rob).

Baca Juga

"Masyarakat pesisir pantai diimbau waspada adanya fenomena banjir rob yang diprediksikan berpotensi terjadi pada tanggal 12-16 Januari 2024," kata Ramlan.

Adapun wilayah di Kota Batam yang perlu diwaspadai adanya fenomena banjir rob yaitu Pesisir Kecamatan Batu Aji, Batu Ampar, Sekupang, Nongsa, dan sekitarnya.

Selain Kota Batam, tiga kabupaten lainnya di Kepri yang berpotensi banjir rob, yakni Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Bintan.

"Di Kabupaten Bintan yaitu Pesisir Kecamatan Bintan Utara, Teluk Sebong, Bintan Timur, dan sekitarnya. Di Kabupaten Karimun yaitu Pesisir Kecamatan Kundur Barat, Karimun, Meral, dan sekitarnya. Dan di Kabupaten Lingga yaitu Pesisir Kecamatan Singkep Barat, Singkep Pesisir, dan Senayang," kata dia. 

Dengan begitu, Ramlan menyebutkan hal ini dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas masyarakat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar waspada dan siaga potensi banjir pesisir (rob) seiring dengan adanya fenomena fase bulan baru pada 11 Januari 2024 yang dapat meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

"Masyarakat diimbau selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Rabu malam.

Ia mengatakan, potensi banjir rob ini berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah, yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement