Sabtu 13 Jan 2024 18:53 WIB

Tingkakan Ibadah Mulai dari Bulan Rajab Sampai Ramadhan

Nabi Muhammad SAW banyak meningkatkan ibadah di bulan Rajab.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh
Foto: www.freepik.com
Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar Islamic Social Finance, KH Wahfiudin Sakam menyampaikan bahwa pada Sabtu (1/1/2024) bertepatan dengan 1 Rajab 1445 Hijriyah. Setelah Rajab, bulan Syaban, kemudian bulan Ramadhan.

"Tiga bulan ini sangat istimewa yakni Rajab, Syaban dan Ramadhan adalah bulan-bulan yang penuh kemulian," kata Kiai Wahfiudin dalam Webinar Ramadhan Ready 2024, Sabtu (1/1/2024).

Baca Juga

Kiai Wahfiudin mengatakan, Nabi Muhammad SAW banyak meningkatkan ibadah di bulan Rajab. Lebih meningkatkan lagi ibadahnya di bulan Syaban, dan maksimal ibadah pada bulan Ramadhan.

Ia menjelaskan, dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak terlihat puasa begitu banyak di luar bulan Ramadhan, kecuali di bulan Rajab dan Syaban.

"Oleh sebab itu mari kita giat meningkatkan ibadah, mulai pemanasan menambah puasa-puasa sunnah dan sholat sunnah, meningkatkan sedekah dan membaca Alquran menjelang Syaban dan Ramadhan," ujar Kiai Wahfiudin.

Kiai Wahfiudin juga mengingatkan, kaum perempuan yang punya utang puasa Ramadhan tahun lalu, jangan menunda membayarnya, nanti keburu tiba bulan Ramadhan tahun ini.

Puasa Ramadhan wajib, bagian dari rukun Islam. Seringkali karena Ramadhan diakhiri dengan zakat, maka seringkali zakat dikaitkan dengan puasa Ramadhan. Padahal, 26 ayat di dalam Alquran mengaitkan zakat dengan sholat. Tegakan sholat dan tunaikan zakat.

Suatu ketika, Rasulullah SAW didatangi malaikat Jibril, kemudian malaikat Jibril mengajari Nabi Muhammad SAW tentang rukun Islam. Yakni, bersyahadat, sholat, zakat, puasa Ramadhan, dan menunaikan haji.

"Zakat dikaitkan dengan sholat, namun karena kurangnya literasi di masyarakat, maka banyak masyarakat yang mengaitkan zakat dengan Ramadhan karena kebiasaan praktisnya menjelang akhir Ramadhan dilakukan pembayaran zakat, sehingga orang mengaitkan zakat dengan puasa Ramadhan," jelas Kiai Wahfiudin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement