Senin 15 Jan 2024 17:37 WIB

Jelang Hadapi Irak, Indonesia Jangan Sampai Rendah Diri di Piala Asia

Walau tidak masuk perhitungan namun harus tetap optimis.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sejumlah pesepak bola Timnas Indonesia melakukan latihan di Stadion Al Egla 4, Lusail, Qatar, Sabtu (13/1/2024). Timnas Indonesia akan menghadapi Timnas Iraq dalam pertandingan perdana group D Piala Asia 2023 di Qatar pada Senin (15/1/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Sejumlah pesepak bola Timnas Indonesia melakukan latihan di Stadion Al Egla 4, Lusail, Qatar, Sabtu (13/1/2024). Timnas Indonesia akan menghadapi Timnas Iraq dalam pertandingan perdana group D Piala Asia 2023 di Qatar pada Senin (15/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Indonesia menjadi tim yang tidak diunggulkan di Piala Asia 2024. Tim asuhan Shin Tae-yong ini akan memulai perjuangannya nanti malam pukul 21.30 WIB melawan tim tangguh Irak.

Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni menyatakan Timnas Indonesia walau tidak masuk perhitungan namun harus tetap optimistis untuk bisa bersaing di Piala Asia 2024. Khususnya di persaingan grup D bersama Jepang, Irak, dan Vietnam .

Baca Juga

"Saya berharap skuad timnas tidak terlalu terpengaruh secara mental oleh hasil kurang memuaskan dalam lima laga terakhir. Mereka harus tetap memelihara optimisme untuk bisa bersaing di Piala Asia nanti," kata Bung Kus sapaan akrab Mohamad Kusnaeni saat dihubungi Republika.co.id, Senin (15/1/2024). 

"Berbagai kekalahan yang terjadi memberi gambaran persiapan timnas belum optimal. Masih banyak yang perlu dibenahi, khususnya pertahanan.

"Jangan terlalu mudah kebobolan apalagi karena kesalahan sendiri. Lalu perkuat komunikasi serta kerjasama tim lebih baik lagi," ujar Bung Kus lagi.

Berbagai kekalahan itu juga menggambarkan level sepak bola Asia semakin meningkat, lanjut Bung Kus. Sehingga upaya kita mengejar ketertinggalan juga harus lebih serius, lebih intens, dan mungkin perlu terobosan besar dalam upaya pembinaan.

"Saya pribadi tetap optimistis timnas bisa berbuat sesuatu di Piala Asia. Mungkin tidak muluk-muluk menjadi juara grup. Cukuplah menjadi salah satu peringkat ketiga terbaik dan lolos dari fase grup. Itu dimungkinkan jika kita bisa mengalahkan Vietnam dan meraih satu poin dari dua laga lawan Irak dan Jepang," kata dia.

"Itu bisa dicapai kalau kinerja permainan timnas bisa  ditingkatkan, khususnya dalam laga perdana lawan Iraq. Minimal di Piala Asia nanti standar permainan kita harus seperti ketika menghadapi Libya di pertemuan kedua. Bahkan harus lebih dari itu," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement