REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Eksportir gas alam cair (LNG) terbesar kedua di dunia, QatarEnergy menghentikan pengiriman kapal tanker melalui Laut Merah meski produksi dilanjutkan. Hal ini disampaikan salah satu petinggi perusahaan yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Houthi yang menguasai banyak wilayah Yaman menyerang ke kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak November lalu sebagai bentuk solidaritas pada rakyat Palestina di Gaza yang sedang di bombardir Israel. Laut Merah merupakan rute perdagangan yang mencakup 12 persen pengiriman di seluruh dunia.
Setidaknya empat kapal tanker yang membawa LNG QatarEnergy tidak berlayar akhir pekan ini. Setelah pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris menggelar serangan udara dan laut ke target-target Houthi di Yaman.
Berdasarkan data pelacakan kapal LSEG, pada 14 Januari lalu kapal tanker Al Ghariya, Al Huwaila dan Al Nuaman yang memuat LNG di Ras Laffan di Qatar hendak berlayar ke Terusan Suez. Tapi mereka tertahan di pesisir Oman. Sementara Al Rekayyat memutar balik ke Qatar setelah dihentikan di Laut Merah pada 13 Januari.
"Ini adalah jeda untuk mendapatkan saran keamanan, bila berlayar melalui Laut Merah masih tidak akan kami akan berlayar melalui Tanjung Harapan, ini tidak menghentikan produksi," kata sumber, Senin (15/1/2024).
Pengamat dari ICIS LNG, Alex Froley mengatakan, rute alternatif dari Qatar menuju Eropa adalah dengan mengitari Tanjung Harapan. Menambah waktu pelayaran dari sembilan menjadi 18 hari.
Salah satu pedagang menghitung perubahan rute ini dapat menambah biaya kargo sekitar 1 sampai 1,30 euro per megawatt per jam. Meski sebagian biaya berkurang karena tidak perlu membayar tarif Terusan Suez. "Qatar akan hanya mengambil rute yang lebih panjang melalui Tanjung Harapan, yang mengakibatkan pengiriman tertunda tapi tidak ada yang dramatis bagi saldo Eropa," katanya.
Pemilik dan pengelola empat kapal yaitu Teekay Shipping Glasgow, Pronav Ship Management, Nakilat Shipping Qatar Ltd dan anak perusahaan Shell yakin STASCO belum menanggapi permintaan komentar. Berdasarkan data LSEG, Qatar mengirimkan lebih dari 75 juta metri ton LNG pada tahun 2023 termasuk 14 metrik ton untuk pembeli Eropa dan 56,4 juta metrik ton untuk Asia.
Sementara beberapa kapal LNG mengalihkan rute pelayarannya beberapa melanjutkan perjalanan melalui Laut Merah dan Terusan Suez. Di mana Qatar, AS, dan Rusia pengirim bahan bakar paling aktif di perairan tersebut.
S&P memperkirakan setiap tahun kargo-kargo LNG Qatar mengirimkan 14,8 juta metrik ton melalui terusan tersebut, kargo-kargo AS mengirim 8,8 juta metrik ton dan Rusia 3,7 juta metrik ton.
Data LSEG menunjukkan, pada pukul 08.42 waktu Greenwich harga gas patokan Eropa bulan depan di hub TTF Belanda turun 1,20 euro menjadi 30,40 euro per megawatt hour (MWh). Harga LNG Asia turun ke level terendah dalam tujuh bulan terakhir di angka 10,10 dolar AS per juta British thermal unit (mmBtu), didukung tingkat penyimpanan yang sehat di Eropa dan Asia timur laut. Harga minyak turun tipis setelah naik satu persen pada Jumat (12/1/2024), di tengah kekhawatiran perang dapat mengganggu pasokan.