Kamis 18 Jan 2024 14:41 WIB

Bahaya Sergapan Buaya Mengintai Anak-Anak Korban Banjir Rob di Pangkalpinang

Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.

Seekor buaya (Crocodylidae) liar (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Seekor buaya (Crocodylidae) liar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengeluarkan larangan bagi anak-anak bermain dan mandi di kawasan banjir rob untuk mencegah serangan buaya dan hewan berbahaya lainnya.

"Kita telah mengeluarkan peringatan agar orang tua mengawasi dan tidak membiarkan anak-anaknya bermain di banjir rob," kata Plt Kasi Kesiapsiagaan BPBD Kota Pangkalpinang Reza Alfaringgi di Pangkalpinang, Kamis (18/1/2024). 

Baca Juga

Ia mengatakan saat ini beberapa titik seperti Kampung Opas, Pasir Putih, dan Kelurahan Gedung Nasional Kota Pangkalpinang sudah beberapa kali terjadi banjir dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa, karena air pasang laut mencapai 3,2 meter.

"Kami beberapa kali menemukan banyak anak-anak yang bermain dan mandi-mandi di banjir rob dan ini cukup berbahaya dan berpotensi terjadi serangan hewan berbahaya seperti buaya dan ular," ujarnya.

Ia mengaku sudah beberapa kali mengingat para orang tua dan anak-anak di pesisir dan bantaran sungai ini untuk tidak beraktivitas di luar rumah pada saat banjir rob ini.

"Ini cukup membahayakan, apalagi buaya dan ular ini sering muncul dan masuk ke pemukiman warga jika terjadi banjir rob," katanya.

Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa mengatakan konflik antara masyarakat dengan buaya di Kepulauan Babel mengalami peningkatan, sebagai dampak kerusakan lingkungan habitat buaya tersebut.

"Konflik antara orang dengan buaya banyak terjadi di daerah-daerah rawan banjir selama musim hujan. Pada saat banjir, buaya masuk ke permukiman dan menyerang warga korban banjir tersebut," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement