REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Visi Nusantara, Yusfitriadi, mengatakan keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP, memiliki tujuan memenangkan Pilpres satu putaran untuk pasangam Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Yusfitriadi, politikus yang akrab disapa Ara itu memang lebih dekat kepada Presiden Joko Widodo ketimbang elit-elit lain di PDIP. Ara bahkan termasuk salah satu aktor penting yang memenangkan Jokowi di Pilpres 2014 lalu.
“Ara pasti mempunyai pasukan kader PDIP di semua lapisan masyarakat. Sehingga ketika terjadi eksodus yang diakibatkan oleh mundurnya Ara, akan mebgancam turun secara drastis elektabilitas PDIP dan pasangan Ganjar-Mahfud. Ketika itu terjadi, eksodusnya kemungkinan besar ke pasangan Prabowo-Gibran dan bisa memastikan pasangan ini menang satu putaran,” kata Yusfitriadi, Kamis (18/1/2024).
Walau tidak lagi memiliki jabatan di struktural PDIP dan di DPR RI, Yusfitriadi melihat Ara memiliki pengaruh kuat. Baik itu di tataran konstituennya di Jawa Barat maupun dari pengikut ayahnya Sabam Sirait yang juga merupakan salah satu pendiri PDIP.
Yusfitriadi menyebut di tengah elektabikitas PDIP dan Ganjar-Mahfud terus turun, Ara mengambil langkah keluar dari PDIP sehingga kalkukasi politiknya adalah memberikan gambaran rapuhnya soliditas PDIP bahkan di tataran Pengurus Pusat.
“Padahal dengan kondisi tenggelamnya peran Ara selama ini di PDIP, bisa saja sejak awal mundur dan bergabung dengan pasangan calon prabowo-gibran. Seperti halnya dilakuian oleh budiman sudjatmiko. Ketika mundur sejak awal mungkin tidak akan terlalu besar terhadap pandangan rapuhnya soliditas PDIP,” ucap Yusfitriadi.
Ia memprediksi mundurnya Ara juga berpotensi diikuti oleh kader lainnya di DPP PDIP bahkan sangat mungkin oleh kader-kader PDIP di lapisan bawah. Seperti sudah terjadi di Majalengka Jawa Barat.